Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Corona Varian Delta Telah Menyebar di 74 Negara

Kompas.com - 15/06/2021, 11:42 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Virus corona varian Delta yang pertama muncul di India telah dideteksi menyebar di 74 negara, yang dikhawatirkan virus tersebut akan menjadi jenis yang mendominasi di seluruh dunia.

Wabah varian Delta telah dikonfirmasi di China, AS, Afrika, Skandinavia, dan negara-negara lingkar Pasifik.

Para ilmuwan melaporkan bahwa virus corona varian Delta lebih menular, serta menyebabkan penyakit yang lebih serius.

Baca juga: Dokter India Klaim Varian Delta Bisa Sebabkan Gangren dan Gangguan Pendengaran

Di AS, menurut mantan komisaris Food and Drug Administration Scott Gottlieb, kasus varian Delta sudah berlipat ganda kira-kira dua pekan dan menyumbang 10 persen dari semua kasus baru, seperti dilansir The Guardian pada Senin (14/6/2021).

Sementara di Inggris, varian baru Delta menyumbang lebih dari 90 persen kasus baru.

Otoritas kesehatan di seluruh dunia mengumpulkan dan berbagi data tentang penyebaran varian baru virus corona, ada ketakutan bahwa di negara-negara berkembang dengan sistem pemantauan yang kurang kuat, varian Delta mungkin sudah menyebar lebih jauh dari pada yang dilaporkan.

Ashish Jha, dekan fakultas kesehatan masyarakat Universitas Brown di AS, pekan lalu menyebut varian Delta "varian paling menular yang pernah kita lihat sejauh ini".

Seperti varian sebelumnya, Delta terbukti lebih kuat, meski telah dilakukan aturan perbatasan dan karantina mandiri. Di Australia, kasus virus corona varian Delta telah terlihat di Melbourne, meskipun telah diterapkan kontrol ketat.

Baca juga: Menkes Inggris: Virus Corona Varian Delta 40 Persen Lebih Menular

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan status virus corona varian Delta sebagai varian yang diperhatikan pada April. Kemudian, statusnya meningkat menjadi dikhawatirkan pada Mei.

Virus corona varian Delta menunjukkan gejala yang lebih parah, menurut bukti yang terlihat dari India dan tempat lain, yaitu sakit perut, mual, muntah, kehilangan nafsu makan, gangguan pendengaran, dan nyeri sendi.

Pejabat kesehatan dari Guangzhou, China, menunjukkan bukti bahwa virus corona varian Delta membuat 12 persen pasien menjadi sakit parah atau kritis dalam 3-4 hari sejak timbulnya gejala.

Tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkan empat kali lebih tinggi dari pada sebelumnya. Selain itu, individu yang sakit lebih banyak menginfeksi orang lain.

Penelitian di China menunjukkan bahwa virus corona varian Delta juga resisten terhadap vaksin, khususnya yang baru mendapatkan dosis tunggal.

Kasus di Inggris menjadi contohnya, di mana varian Delta sudah mendominasi saat program vaksinasi berjalan.

Baca juga: Inggris 28 Hari Capai Nol Kasus Kematian Covid-19, tapi Masih Dibayangi Varian Delta

Semuanya telah memicu perdebatan baru tentang bagaimana pemerintah harus menanggapi varian Delta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com