Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaksin Johnson & Johnson Dinilai Efektif Lawan Semua Varian Covid-19

Kompas.com - 11/06/2021, 15:56 WIB
Tito Hilmawan Reditya,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Sumber The Hill

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Vaksin Covid-19 yang diproduksi Johnson & Johnson disebut bisa menghasilkan beberapa respons kekebalan yang efektif melawan berbagai varian virus.

Hal ini jadi temuan terbaru menurut penelitian yang dirilis Rabu (9/6/2021) di Nature.

Laporan yang dikutip The Hill ini menyebut, vaksin Johnson & Johnson mengaktifkan respons imun terhadap galur virus corona asli, serta varian terbarunya seperti Alfa, Beta, Gamma, dan Epsilon.

Baca juga: Kabar Baik, Vaksin Pfizer Beri Perlindungan dari Varian Covid-19 Delta dan Alpha

Kesimpulannya, vaksin Johnson & Johnson "menawarkan perlindungan yang kuat terhadap kasus gejala Covid-19", baik di Afrika Selatan atau Brasil, di mana variannya telah menyebabkan sebagian besar kasus.

Para peneliti mempelajari antibodi dan respons imun seluler dari 20 sukarelawan yang berusia antara 18 dan 55 tahun.

Studi ini memang menemukan bahwa antibodi yang menetralkan, muncul lebih sedikit ketika melawan varian Beta dan Gamma, varian yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan dan Brasil.

Antibodi penetral muncul lebih sedikit dibanding saat diuji dengan strain Covid-19 asli.

Karena itu untuk varian Gamma, antibodi dikembangkan 3,3 kali lebih sedikit.

Baca juga: Ramai soal Antibodi Disebut Turun Setelah Disuntik Vaksin, Ini Penjelasan Ahli

Sementara mereka yang memiliki galur Beta, menghasilkan antibodi penetral lima kali lebih sedikit daripada galur aslinya.

Tapi, untuk semua varian, antibodi non-penetralisir dan respons imun sel T sebagian besar tetap dipertahankan.

Hal tersebut, menurut peneliti, bisa menunjukkan bagaimana respons imun melindungi tubuh dari Covid-19 dan variannya.

Baca juga: Vaksin Johnson & Johnson Sekali Suntik, Apa Bedanya dengan Vaksin 2 Kali Suntikan?

Studi ini juga menyebutkan bahwa dosis tunggal Johnson & Johnson bisa melindungi dari Covid-19 yang parah.

Ini sudah diujikan pada 86 persen peserta di AS, 88 persen di Brasil, dan 82 persen di Afrika Selatan.

Sejak Food and Drug Administration mengeluarkan otorisasi penggunaan darurat vaksin Johnson & Johnson Februari lalu, lebih dari 11,2 juta dosis vaksin telah diberikan di AS.

Pada April, pejabat kesehatan memang sempat merekomendasikan jeda dalam memberikan vaksin Johnson & Johnson setelah terjadi kasus pembekuan darah.

Baca juga: Vaksin Johnson & Johnson akan Ditinjau CDC, Setelah Laporan Pembekuan Darah

Tapi, pihak berwenang kemudian menentukan bahwa manfaat vaksinnya jauh lebih besar dibanding risikonya, hingga akhirnya mencabut rekomendasi jeda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com