Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Protes, Pernyataan G7 Singgung Uighur hingga Asal Usul Covid-19

Kompas.com - 14/06/2021, 19:02 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Reuters

BEIJING, KOMPAS.com - China mengecam pernyataan bersama oleh para pemimpin G7 yang menyudutkan Beijing atas berbagai masalah dalam negeri negara itu, dan mendesak kelompok itu berhenti memfitnah negaranya.

Pada Minggu (13/6/2021), para pemimpin G7 menyorot semua masalah yang sangat sensitif untuk Beijing dalam penyataan bersama G7 2021 di Cornwall, Inggris.

Baca juga: Inspirasi Energi: G7 Kembali Berkomitmen untuk Energi Bersih

G7 meminta China mengatasi masalah hak asasi manusia di wilayah mayoritas Muslim Xinjiang, dan menyerukan Hong Kong untuk menjaga otonomi tingkat tinggi.

Kelompok tujuh negara kekuatan terbesar dunia itu juga menggarisbawahi pentingnya perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.

Atas desakan itu, Kedutaan China di London menyatakan ketidakpuasannya, dan dengan tegas menentang penyebutan Xinjiang, Hong Kong dan Taiwan yang dinilai memutarbalikkan fakta.

China memandang pernyataan G7 itu sebagai "niat jahat dari beberapa negara seperti Amerika Serikat".

Dengan pandemi Covid-19 yang masih berkecamuk dan ekonomi global yang lesu, komunitas internasional membutuhkan persatuan dan kerja sama semua negara daripada sekadar politik kekuatan "kelompok eksklusif" yang menabur perpecahan, tambahnya.

Kedutaan China juga menyatakan bahwa “Negeri Tirai Bambu” adalah negara cinta damai yang menganjurkan kerja sama, tetapi juga memiliki batasan.

"Urusan internal China tidak boleh diintervensi, reputasi China tidak boleh difitnah, dan kepentingan China tidak boleh dilanggar," tambahnya.

"Kami akan dengan tegas membela kedaulatan, keamanan, dan kepentingan pembangunan nasional kami, dan dengan tegas melawan semua jenis ketidakadilan dan pelanggaran yang dikenakan pada China."

Baca juga: Presiden Ukraina Gembira G7 Dukung Negaranya atas Rusia

Di sisi lain, Pemerintah Taiwan menyambut baik pernyataan G7.

Pemerintah dari pulau yang diklaim China itu menyatakan akan menjadi "kekuatan untuk kebaikan." Mereka juga akan terus mencari dukungan internasional yang lebih besar.

Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan pernyataan Minggu (13/6/2021) dari G7 adalah langkah maju yang signifikan bagi kelompok itu.

Para pemimpin G7 menurut dia, telah menggaris kebutuhan untuk "melawan dan bersaing" dengan China, di tengah tantangan soal menjaga demokrasi hingga perlombaan teknologi.

Kedutaan China mengatakan G7 harus lebih banyak berbuat sesuatu yang kondusif, untuk mempromosikan kerja sama internasional, daripada menciptakan konfrontasi dan gesekan secara artifisial.

"Kami mendesak Amerika Serikat dan anggota G7 lainnya untuk menghormati fakta, memahami situasi, berhenti memfitnah China, berhenti mencampuri urusan dalam negeri China, dan berhenti merugikan kepentingan China."

Baca juga: China Sindir Anggota G7: Masa Grup Kecil Kuasai Dunia Sudah Berakhir

Keduataan China juga kembali melontarkan desakan Beijing agar upaya mencari asal muasal pandemi Covid-19 tidak boleh dipolitisasi. Sebab G7 dalam pernyataan yang sama menuntut penyelidikan menyeluruh dan transparan terhadap asal usul Covid-19 di China.

“Kelompok ahli gabungan tentang virus antara China dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya telah melakukan penelitian secara independen dan mengikuti prosedur WHO,” ujar Kedutaan China dalam pernyataannya melansir Reuters pada Senin (14/6/2021).

Menurut pihaknya, politisi AS dan negara-negara lain mengabaikan fakta dan sains, secara terbuka mempertanyakan dan menyangkal kesimpulan dari laporan kelompok ahli bersama, dan membuat tuduhan yang tidak masuk akal terhadap China.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

Global
Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com