TEL AVIV, KOMPAS.com - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengkhawatirkan masa depan negaranya, setelah dia berpotensi kuat dilengserkan.
Knesset, nama resmi Parlemen Israel, akan mengadakan pemungutan suara mosi tidak percaya yang diajukan oposisi pada Minggu (13/6/2021).
Masa kekuasaan Netanyahu yang berlangsung selama 12 tahun bakal berakhir, setelah oposisi mengumumkan sepakat membentuk pemerintahan.
Baca juga: Akhir Pekan Ini, Nasib PM Israel Benjamin Netanyahu Ditentukan
Dalam wawancara dengan Channel 20 dikutip Associated Press, dia mengaku merupakan korban dai "konspirasi oknum negara".
"Mereka mencabut yang baik sampai ke akar-akarnya dan menggantinya dengan yang buruk. Saya takut dengan masa depan negara ini," kata dia.
AP mencatat, bahasa ini sering dipergunakan Benjamin Netanyahu untuk mendeskripsikan ancaman yang diterimanya, baik besar maupun kecil.
Pada akhir Mei, oposisi mengumumkan sepakat membentuk kabinet demi menghindari pemilihan lain di masa depan.
Diwartakan The Hill Kamis (10/6/2021), "Negeri Zionis" sudah menggelar setidaknya empat pemilu dalam dua tahun terakhir.
Segera setelah pengumuman tersebut muncul, PM Israel yang akrab disapa Bibi itu merilis pernyataan keras.
Baca juga: Ada Partai Arab Bersatu di Balik Jatuhnya PM Israel Netanyahu
Dia menuding mantan sekutu yang kini menentangnya, Naftali Bennett, telah melakukan "penipuan terbesar selama seabad terakhir".
Bennett, pemimpin Partai Yamina, merupakan pihak yang sepakat berkoalisi dengan tokoh oposisi utama, Yair Lapid.
Dalam bahasa Ibrani, Netanyahu yang adalah pemimpin sayap kanan mengeklaim dirinya sah dipilih dua juta rakyat Israel.
Dia kemudian Bennett, mantan menteri di kabinetnya, sudah memberikan banyak janji kosong kepada publik.
Baca juga: PM Israel Klaim Mereka Berhasil Membuat Hamas Mundur Bertahun-tahun di Gaza
"Jika publik tahu kebenarannya, mereka tentu tidak akan memilihmu lagi. Yang dia pedulikan hanyalah menjadi perdana menteri," kata dia.
Jika benar-benar lengser, PM Israel berusia 71 tahun tersebut harus mempersiapkan diri menghadapi sidang.
Pada 2019, pemimpin Partai Likud tersebut dituduh melakukan penyuapan, penipuan, dan penyalahgunaan wewenang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.