Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hamas Peringatkan Ancaman Kekerasan Baru, Israel Batalkan Pawai Yerusalem

Kompas.com - 08/06/2021, 06:04 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

YERUSALEM, KOMPAS.com - Kelompok sayap kanan Israel membatalkan rencana pawai kontroversial melalui Yerusalem timur, yang dicaplok minggu ini.

Gagalnya kegiatan itu disebut karena alasan pengetatan keamanan dari pihak kepolisian, setelah Hamas memperingatkan acara itu akan memicu kekerasan baru.

Baca juga: POPULER GLOBAL: Diana Nama Putri Pangeran Harry dan Meghan Markle | Partai Arab Bersatu di Balik Runtuhnya PM Israel

Rencananya pawai yang disebut “March of the Flags” itu akan berlangsung pada Kamis (10/6/2021).

Konvoi lalu akan dilanjutkan melalui daerah-daerah titik nyala di Yerusalem timur, yang telah melihat bentrokan berulang baru-baru ini, antara polisi Israel dan Palestina.

"Polisi menolak memberi kami izin untuk rute yang diminta,” kata juru bicara salah satu kelompok yang mengorganisir pawai tersebut melansir AFP pada Senin (7/6/2021).

Polisi Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa "rute saat ini tidak disetujui." Tapi tidak ada pernyataan bahwa pawai telah dibatalkan.

Tetapi beberapa politisi ekstrem kanan Israel mengatakan mereka akan tetap melanjutkan pawai.

Baca juga: Netanyahu Klaim Ada Kecurangan Besar di Pemilu Israel, Tuduh Oposisi Bermuka Dua

Anggota parlemen sayap ultra-kanan Itamar Ben-Gvir, yang dituduh polisi memicu kerusuhan di Yerusalem, bersama dengan anggota konservatif Likud May Golan memberikan komentar di Twitter.

Ia mengatakan akan tetap melakukan pawai di Yerusalem pada Kamis (10/6/2021), dengan memanfaatkan status mereka sebagai anggota parlemen.

Pernyataan dari polisi datang ketika Khalil Hayya, seorang tokoh senior kelompok Palestina Hamas yang berkuasa di Jalur Gaza, memperingatkan pawai itu dapat memicu kekerasan baru, menyusul eskalasi militer konflik Israel Hamas, pada 10-21 Mei.

"Kami memperingatkan pendudukan (Israel) agar tidak membiarkan pawai mendekati Yerusalem timur dan kompleks Masjid Al-Aqsa pada Kamis," kata Hayya.

"Kami harap pesannya jelas agar Kamis tidak menjadi 10 Mei (baru)."

Perang terakhir dimulai setelah Hamas mengeluarkan tenggat waktu singkat bagi Israel untuk memindahkan pasukan keamanannya dari daerah-daerah titik bentrok di Yerusalem timur. Mereka kemudian meluncurkan tembakan roket pertamanya ke Israel.

Baca juga: Korea Utara Sebut Israel Jadikan Gaza Rumah Jagal Manusia

Sebelumnya pada 10 Mei, penyelenggara telah membatalkan rencana untuk pawai lain, untuk menandai "Hari Yerusalem".

Acara tersebut memperingati apa yang dianggap Israel sebagai "penyatuan kembali" kota yang disengketakan, setelah Perang Enam Hari 1967, ketika merebut Yerusalem timur sebelum mencaploknya.

Penyelenggara sayap kanan telah menggambarkan pawai yang direncanakan minggu ini sebagai demonstrasi rutin kebebasan berekspresi. Tetapi banyak kritikus khawatir itu dapat menandingi ketegangan yang sudah meradang.

Pawai diatur untuk melewati Gerbang Damaskus Kota Tua, tempat bentrokan bulan lalu antara demonstran anti-pemukiman dan pasukan keamanan Israel.

Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz telah mendesak polisi untuk membatalkan acara Kamis karena khawatir hal itu dapat memicu kembali pertempuran.

Dalam perang Gaza terbaru, serangan Israel menewaskan 260 warga Palestina, termasuk 66 anak-anak dan beberapa pejuang, dan melukai lebih dari 1.900 orang, kata kementerian kesehatan Gaza.

Roket dan tembakan lainnya dari Gaza menewaskan 13 orang di Israel, termasuk seorang anak dan remaja Arab-Israel dan seorang tentara Israel, kata petugas medis dan militer. Sekitar 357 orang di Israel terluka.

Baca juga: Israel Tangkap Aktivis Palestina dan Jurnalis di Lahan Sengketa Yerusalem

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com