TAIPEI, KOMPAS.com - Taiwan secara terang-terangan menolak bantuan vaksin dari China. Dilansir BBC (28/5/2021), sebagai tetangga dekat, China sudah menawarkan bantuan vaksin, mengingat lonjakan kasus Covid-19 di "Negeri Naga Kecil Asia" ini semakin meningkat.
Hal ini tentu sangat dilematis bagi para pemimpin Taiwan. Karena sampai detik ini, China masih belum mau mengakui Taiwan sebagai negara. Bahkan, China menganggap bahwa Taiwan masih bagian dari wilayahnya.
Keputusan Taipei yang masih kukuh menolak bantuan China rupanya disambut positif oleh warganya. Mereka mendukung pemerintah Taiwan karena dianggap menjaga kedaulatan nasional.
Baca juga: Gagal Amankan Vaksin BioNTech, Taiwan Salahkan China
Masalahnya, meskipun sempat menekan angka kasus Covid-19, banyak warga Taiwan yang belum terlindungi vaksin.
Sampai pertengahan Mei ini, Taiwan sudah mencatat kasus penularan sebanyak 1.500, dengan 12 penderita meninggal.
Hingga pekan ini, Taiwan baru menerima 700.000 dosis vaksin. Ini berarti, baru 1 persen dari total 23 juta populasi yang sudah divaksin.
Sebelumnya pada Selasa (25/05), Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Chen Shih-chung mengatakan, dua juta dosis, ditambah 10 juta dosis vaksin lagi, akan tiba masing-masing pada Juni dan Agustus mendatang.
Baca juga: Covid-19 di Taiwan dan Singapura Tiba-tiba Naik, Setelah Hampir Nol Kasus
Di sisi lain, sejumlah juru bicara pemerintah di Beijing menegaskan bahwa China bersedia mengirim vaksin ke Taiwan bila diperlukan. Tapi tentu saja ini jadi hal yang dilematis.
Profesor Steve Tsang, pengamat dari School of Oriental and African Studies di London, menyatakan bahwa penolakan Taiwan cukup beralasan.
Kalau Taiwan menerima bantuan vaksin, China akan dianggap lebih mampu menyelamatkan rakyat Taiwan dibanding pemerintahan mereka sendiri.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.