Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokumen Bocor Ungkap Rencana Nuklir Amerika Nuklir saat Krisis Taiwan

Kompas.com - 25/05/2021, 17:47 WIB
Tito Hilmawan Reditya,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Sumber CNN

 

HONG KONG, KOMPAS.com - Daniel Ellsberg, sosok yang pernah membocorkan Pentagon Papers pada 1971, kembali membocorkan dokumen rahasia Amerika Serikat (AS).

Pengakuan Ellsberg yang diberikan pada The New York Times, menunjukkan rencana Gedung Putih selama krisis Selat Taiwan tahun 1958.

Dilansir CNN Senin (24/5/2021), Washington, menurut Ellsberg, mendorong Gedung Putih mempersiapkan rencana penggunaan senjata nuklir terhadap daratan China selama krisis Selat Taiwan, 1958 silam.

Baca juga: Korea Utara Dituduh Curi Rp 4 Triliun lewat Uang Kripto untuk Danai Senjata Nuklir

Dokumen ini, sebagaimana pertama kali dilaporkan The New York Times, mengungkap sejauh mana diskusi AS tentang penggunaan senjata nuklir. Tujuannya mencegah invasi China ke Taiwan.

"Penggunaan senjata nuklir Amerika tidak boleh dipersiapkan dalam keadaan apa pun, termasuk pertahanan Taiwan," kicau Ellsberg dalam akun Twitter-nya, Minggu (23/5/2021).

Kebocoran dokumen Taiwan ini berasal dari laporan 1966 oleh lembaga think tank Rand Corporation. Laporan tentang krisis Selat Taiwan tahun 1958 ini ditulis MH Halperin untuk Kantor Asisten Menteri Pertahanan saat itu.

Krisis Taiwan berawal setelah Partai Komunis China mengambil alih kekuasaan di daratan utama pada 1949. Perang saudara yang kejam membuat pemerintahan yang nasionalis melarikan diri ke Taiwan dan menjalankan pemerintahan baru.

Tapi, China tetap memandang pulau itu sebagai bagian dari wilayahnya. Ini yang membuat kedua belah pihak terus melakukan bentrok bertahun-tahun lamanya.

Peran Amerika Serikat, dalam dokumen yang bocor, terjadi selama krisis 1958 itu. Saat itu, China menembakkan artileri ke pulau-pulau terpencil di Taipei. Washington pun khawatir penembakan itu bisa menjadi awal dari invasi penuh China pada Taiwan.

Baca juga: AS Berharap China Mau Ikut Serta Mengontrol Kepemilikan Senjata Nuklir

Menurut dokumen yang bocor itu, beberapa pejabat Kementerian Pertahanan dan Luar Negeri Amerika Serikat khawatir hilangnya pulau-pulau terpencil dalam krisis itu bisa menyebabkan "pengambilalihan penuh Komunis China atas Taiwan".

Dokumen ini juga menyebut, kalau sampai terjadi serangan udara dan laut di Taiwan, Nathan Twining, Jenderal Angkatan Udara Amerika Serikat saat itu, menyatakan negaranya harus menggunakan senjata nuklir, menyerbu pangkalan angkatan udara China.

Tapi Dwight D Eisenhower, Presiden Amerika Serikat saat itu, masih ragu untuk tetap memakai senjata nuklir. Hingga akhirnya kembali mendorong pasukan AS tetap memakai senjata konvensional.

Baca juga: Sah, AS-Rusia Sepakati Perpanjangan Pembatasan Senjata Nuklir

Akhir-akhir ini, ketegangan militer antara Amerika Serikat dan China memang meningkat. Inilah yang membuat Ellsberg, masih dilansir The New York Times, membeberkan dokumen rahasia ini.

Ellsberg mengaku khawatir akan kemungkinan perang baru di Taiwan. Dalam cuitannya, Ellsberg juga meminta agar AS dan China bisa menahan diri.

"Catatan untuk @JoeBiden: belajarlah dari sejarah rahasia ini, dan jangan mengulangi kegilaan," cuit Ellsberg dengan menyebut akun Twitter Joe Biden, Presiden Amerika Serikat saat ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Global
Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Global
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Global
Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com