Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malaysia Tertekan Lonjakan Covid-19, Warga Luapkan Amarah Lewat Tagar #KerajaanGagal

Kompas.com - 26/05/2021, 19:02 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Reuters

Tetapi rasio infeksi, lebih dari 16.000 per satu juta, adalah yang tertinggi di Asia Tenggara, menurut data dari Pusat Studi Strategis dan Internasional.

Akan tetapi, kemarahan publik disebut mungkin tidak memiliki dampak politik langsung. Pasalnya parlemen Malaysia ditangguhkan selama keadaan darurat dan pemilihan umum tidak akan berlangsung hingga 2023.

Muhyiddin mengatakan pemilihan awal akan diadakan jika aman untuk dilakukan.

Baca juga: UPDATE Covid-19 Global: Penurunan Infeksi di Eropa dan Asia Tenggara, Evolusi Virus

Tanggung jawab bersama

Pada Minggu (23/5/2021), Muhyiddin mengatakan dia siap menerima kritik selama masyarakat memainkan perannya dalam mengendalikan infeksi.

"Mereka bisa memanggil saya 'perdana menteri bodoh', tidak apa-apa," katanya dalam wawancara yang disiarkan televisi.

"Saya tahu betapa sulitnya mengelola, tapi ini tanggung jawab kita bersama."

Pihak berwenang telah dikritik karena tidak memberlakukan pembatasan yang lebih ketat atau mengambil tindakan yang lebih keras terhadap pelanggaran lockdown.

Kampanye vaksinasi yang dimulai pada Februari, tapi ada tuduhan bahwa beberapa penerima vaksin mendapat dosis yang lebih rendah dari yang dibutuhkan.

Lonjakan Covid-19 Malaysia menekan sumber daya rumah sakit, di mana tingkat hunian melebihi 70 persen minggu lalu di tempat tidur dan unit perawatan intensif untuk pasien Covid-19.

Baca juga: Ratusan TKI Malaysia Pulang Secara Ilegal Melalui Nunukan, 5 Orang Positif Covid-19

Pakar kesehatan mengatakan kematian Abdul Malik adalah tanda sistem kewalahan dan menyerukan tindakan yang lebih kuat untuk mencegah keruntuhan.

Pihak berwenang memperketat pembatasan Covid-19 Malaysia selama akhir pekan, tetapi menghentikan penutupan penuh. Pemerintah menyatakan beberapa industri perlu tetap buka.

“Banyak yang khawatir bahwa penutupan yang ketat akan merusak perekonomian,” kata Adeeba Kamarulzaman, spesialis penyakit menular di Universitas Malaya.

"Tapi dampaknya akan lebih buruk, atau berlangsung lebih lama, jika kita melanjutkan dengan tindakan setengah hati."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Amunisi Buatan AS Digunakan Dalam Serangan Israel di Rafah

Amunisi Buatan AS Digunakan Dalam Serangan Israel di Rafah

Internasional
Rangkuman Hari Ke-827 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Tengah Malam Kharkiv | Polemik Ratusan Warga Sri Lanka Ditipu Jadi Tentara Rusia

Rangkuman Hari Ke-827 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Tengah Malam Kharkiv | Polemik Ratusan Warga Sri Lanka Ditipu Jadi Tentara Rusia

Global
Hamas Tegaskan Tak Akan Lanjutkan Negosiasi jika Israel Terus Menyerang

Hamas Tegaskan Tak Akan Lanjutkan Negosiasi jika Israel Terus Menyerang

Global
Trump Dinyatakan Bersalah atas 34 Tuduhan Kejahatan

Trump Dinyatakan Bersalah atas 34 Tuduhan Kejahatan

Global
Pemerintah Slovenia Setujui Pengakuan Negara Palestina Merdeka

Pemerintah Slovenia Setujui Pengakuan Negara Palestina Merdeka

Global
Israel Rebut Koridor Utama Gaza-Mesir, Pertempuran Rafah Kian Sengit

Israel Rebut Koridor Utama Gaza-Mesir, Pertempuran Rafah Kian Sengit

Global
[POPULER GLOBAL] Israel Rebut Seluruh Perbatasan Gaza dengan Mesir | Larangan Ukraina Pakai Senjata Barat

[POPULER GLOBAL] Israel Rebut Seluruh Perbatasan Gaza dengan Mesir | Larangan Ukraina Pakai Senjata Barat

Global
Bantuan Lewat Rafah Terhambat, Israel Buka Kembali Penjualan Makanan di Gaza

Bantuan Lewat Rafah Terhambat, Israel Buka Kembali Penjualan Makanan di Gaza

Global
Diduga Jalankan Jaringan Malware Terbesar yang Pernah Ada, Pria China Ditangkap

Diduga Jalankan Jaringan Malware Terbesar yang Pernah Ada, Pria China Ditangkap

Global
Gambar AI 'All Eyes on Rafah' Dibagikan Lebih dari 40 Juta Kali di Instagram

Gambar AI "All Eyes on Rafah" Dibagikan Lebih dari 40 Juta Kali di Instagram

Global
Di India, Kotoran Sapi Bisa Diubah Menjadi Energi Alternatif

Di India, Kotoran Sapi Bisa Diubah Menjadi Energi Alternatif

Global
India Dilanda Gelombang Panas, Suhu Dekati 50 Derajat Celsius

India Dilanda Gelombang Panas, Suhu Dekati 50 Derajat Celsius

Global
Guru dan Murid Rohingya Dibunuh Orang-orang Bersenjata di Bangladesh

Guru dan Murid Rohingya Dibunuh Orang-orang Bersenjata di Bangladesh

Global
Kampanye Pemilu Meksiko 2024 Paling Berdarah Sepanjang Sejarah, Puluhan Calon Tewas Dibunuh

Kampanye Pemilu Meksiko 2024 Paling Berdarah Sepanjang Sejarah, Puluhan Calon Tewas Dibunuh

Global
Siapa Itu Hong Kong 47 dan Apa Tujuan Mereka?

Siapa Itu Hong Kong 47 dan Apa Tujuan Mereka?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com