BEIJING, KOMPAS.com - China mendukung laporan ahli PBB pada Maret, yang mengatakan bahwa kecil kemungkinannya virus corona berasal dari Institut Virologi Wuhan, dan berupaya mengalihkan perhatian ke Fort Detrick Amerika Serikat (AS).
Namun pada Minggu (23/5/2021), The Wall Street Journal melaporkan bahwa tiga peneliti dari laboratorium Wuhan dirawat di rumah sakit pada November 2019, menurut laporan intelijen AS yang diperoleh oleh surat kabar tersebut.
Baca juga: Laporan Terbaru Teori Covid-19 Semakin Menyudutkan China, Mengapa?
Laporan tersebut mengikuti lembar fakta Departemen Luar Negeri AS yang dikeluarkan pada hari-hari terakhir mantan Presiden Donald Trump. Isinya mengatakan “para peneliti China jatuh sakit pada musim gugur 2019.”
Temuan ini muncul ketika para ilmuwan mendorong penyelidikan tambahan terhadap asal-usul virus corona tersebut.
Ditanya tentang temuan The Wall Street Journal selama briefing pada Senin (24/5/2021), Zhao Lijian, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, hanya merujuk ke pernyataan yang dikeluarkan laboratorium pada bulan Maret.
Di dalamnya, kata dia, laboratorium menyatakan bahwa personel tidak terpapar virus sebelum 30 Desember. Tanggal itu merupakan hari pertama China melaporkan kasus ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Zhao Lijian juga merujuk pada “catatan nol infeksi,” di antara staf dan siswa lulusan di laboratorium tersebut.
"Saya telah membacanya (Wall Street Journal), itu benar-benar bohong," tegas juru bicara Kemenlu China tersebut.
Baca juga: Laporan WHO di Wuhan: Asal Usul Covid-19 dari Kontaminasi Makanan Beku Kemungkinannya “Sangat Kecil”
Yuan Zhiming, direktur Laboratorium Keamanan Hayati Nasional institut Wuhan, juga berbicara tentang laporan intelijen AS tersebut kepada media pemerintah China, Global Times.
"Klaim itu tidak berdasar. Laboratorium belum mengetahui situasi ini, dan saya bahkan tidak tahu dari mana informasi tersebut berasal," terang Zhiming.
Pandemi tersebut memicu ingatan akan epidemi SARS pada 2003, ketika China menghadapi kritik keras atas tanggapannya, termasuk kurangnya transparansi yang signifikan.
Epidemi tersebut juga menimbulkan kekhawatiran tentang kemampuan China untuk bersikap jujur kali ini.
Sementara pejabat China menerima sambutan tinggi dari WHO atas tanggapan mereka, banyak yang tidak bersemangat untuk menerima keterangan ahli WHO itu begitu saja.
China dengan keras menolak kritik bahwa mereka tidak transparan tentang virus corona. Beijing menolak klaim bahwa laporan asal usul Covid-19 dari misi bersama China-WHO cacat, karena keterbatasan penelitian.
Baca juga: 14 Negara Menyatakan Kekhawatiran atas Studi WHO tentang Asal-usul Covid-19 di Wuhan
Laporan WHO di Wuhan, yang dikeluarkan pada Maret, menemukan bahwa kebocoran laboratorium tidak mungkin terjadi dan mengatakan kemungkinan besar cerita asal melibatkan limpahan zoonosis.