Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Israel: Serangan Udara ke Gaza Akan Terus Berlanjut "Selama Dibutuhkan"

Kompas.com - 16/05/2021, 18:16 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

GAZA, KOMPAS.com - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan serangan udara ke Gaza akan terus berlanjut "selama dibutuhkan", di mana sejauh ini telah menewaskan 148 warga Palestina dan 10 orang di Israel.

Suara pemboman hebat terdengar sepanjang malam. Setidaknya 3 warga Palestina tewas dan banyak yang terluka, dalam serangan udara dini hari Minggu (16/5/2021), kata pejabat kesehatan.

Melansir Ther Guardian pada Minggu (16/5/2021), banyak foto disebarkan oleh warga dan jurnalis yang menunjukkan serangan udara tersebut.

Baca juga: Israel Lancarkan Serangan Paling Mematikan di Gaza, 26 Orang Tewas

Serangan udara yang diluncurkan menciptakan kawah yang memblokir jalan utama menuju ke Shifa, rumah sakit terbesar di Jalur Gaza.

Sejumlah upaya dilakukan untuk gencatan senjata sementara yang memungkinkan petugas medis di Gaza memulihkan warga yang menjadi korban dan orang-orang yang masih tertimbun runtuhan bangunan.

Dewan Keamanan PBB akan mengadakan pertemuan darurat pada Minggu malam waktu setempat (16/5/2021) untuk membahas bentrokan terburuk yang pecah dalam beberapa tahun belakangan.

Diplomasi sejauh ini gagal menghentikan pertumpahan darah.

Baca juga: Ada 5 Negara Anggota Tetap Dewan Keamanan PBB, untuk Apa?

Serangan Sabtu

Pada Sabtu (15/5/2021), bom Israel menghantam gedung 12 lantai yang salah satunya berisi kantor berita AS, Associated Press (AP).

Beberapa jam setelah itu, Netanyahu mengatakan bahwa Presiden AS Joe Biden telah menawarkan "dukungan yang jelas dan tegas" selama panggilan telpon mereka.

Gedung Putih mengatakan Biden telah "menegaskan kembali dukungannya yang kuat kepada Israel" untuk membela diri dan juga "menyuarakan keprihatinan tentang keselamatan dan keamanan jurnalis".

Pada Sabtu itu, serangan udara Israel di Gaza membunuh 8 saudara sepupu yang masih muda, yang berkumpul untuk merayakan Idul Fitri bersama para ibu mereka.

Di Tel Aviv dan pinggiran kota serta di Israel selatan, sirene peringatan tembakan roket berbunyi. Sekitar 10 orang terluka saat berlindung, kata petugas medis.

Pada Sabtu malam itu juga, Netanyahu mengatakan Israel "masih di tengah-tengah operasi ini, masih belum berakhir dan operasi ini akan berlanjut selama diperlukan".

Baca juga: Israel Hancurkan Rumah Pentolan Hamas di Gaza

Melanggar hukum

Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, mengingatkan "semua pihak bahwa setiap penargetan sipil dan struktur media secara sembarangan melanggar hukum internasional dan harus dihindari dengan segala cara", kata juru bicara PBB Stephane Dujarric dalam sebuah pernyataan pada Sabtu.

Sejak bentrokan dimulai pada Senin (10/5/2021), setidaknya 41 anak tewas di Gaza. Jumlah anak yang tewas 30 persen dari total korban, menurut pejabat setempat.

Hamas, Jihad Islam dan kelompok militan lainnya telah menembakkan sekitar 2.300 roket dari Gaza sejak Senin, kata militer Israel pada Sabtu.

Israel telah melancarkan lebih dari 1.000 serangan udara dan artileri ke jalur pantai yang berpenduduk padat.

Namun, berdalih bahwa mengatakan serangan itu ditujukan ke Hamas dan sasaran militan lainnya.

Di Israel, konflik kekerasan meluas di antara komunitas campuran Yahudi dan Arab di negara itu. Sinagog diserang dan toko-toko milik Arab dirusak.

Baca juga: Serangan Udara Israel Ledakkan Kantor Media Al Jazeera dan AP di Gaza

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com