Saat malam tiba, jalanan Kota Gaza menyerupai kota hantu. Orang-orang berkerumun di dalam ruangan pada malam terakhir Ramadhan.
Malam hari, yang bertepatan dengan libur Idul Fitri, biasanya menjadi waktu perayaan malam yang semarak, berbelanja, dan restoran yang ramai.
“Tidak ada tempat untuk lari. Tidak ada tempat untuk bersembunyi,” kata Zeyad Khattab, seorang apoteker berusia 44 tahun yang melarikan diri bersama belasan kerabat lainnya ke sebuah rumah keluarga di Gaza tengah setelah bom menghantam gedung apartemennya di Kota Gaza.
“Teror itu tidak dapat digambarkan (menakutkannya).”
Baca juga: AS Mengaku Punya Kemampuan Terbatas untuk Menghentikan Konflik Israel-Palestina
Militan Gaza terus membombardir Israel dengan tembakan roket tanpa henti sepanjang hari.
Serangan itu membuat kehidupan terhenti di komunitas selatan dekat Gaza. Kondisi yang sama juga terjadi sampai ke wilayah Tel Aviv di utara, sekitar 70 kilometer (45 mil) ke utara, selama hari kedua berturut-turut.
"Kami mengatasinya, duduk di rumah, berharap semuanya akan baik-baik saja," kata Motti Haim, penduduk pusat kota Beer Yaakov dan ayah dari dua anak.
“Tidak mudah berlari ke tempat penampungan. Tidak mudah dengan anak-anak. ”
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan jumlah korban tewas meningkat menjadi 65 warga Palestina, termasuk 16 anak-anak dan lima wanita.
Hamas membenarkan tewasnya tujuh militan, dan mengakui bahwa seorang komandan tertinggi dan beberapa anggota lainnya tewas.
Sebanyak tujuh orang tewas di Israel, termasuk empat orang yang tewas pada Rabu (12/5/2021). Di antara mereka adalah seorang tentara yang terbunuh oleh rudal anti-tank dan seorang anak berusia 6 tahun yang terkena serangan roket.
Militer Israel mengklaim jumlah militan yang terbunuh sejauh ini jauh lebih tinggi daripada yang diakui Hamas.
Letnan Kolonel Jonathan Conricus, seorang juru bicara militer Israel, mengatakan sedikitnya 14 militan tewas Rabu (12/5/2021).
Itu termasuk 10 anggota "manajemen puncak Hamas" dan empat ahli senjata. Secara keseluruhan, dia mengklaim sekitar 30 militan telah terbunuh sejak pertempuran dimulai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.