Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

100 Hari Kudeta Myanmar: Rangkuman Peristiwa dan Perkembangan Terkini

Kompas.com - 10/05/2021, 12:16 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Militer Myanmar merebut kekuasaan pada 1 Februari 2021, dengan menggulingkan pemerintahan sipil dan menangkap pemimpinnya, Aung San Suu Kyi.

Kemudian 100 hari setelahnya Myanmar berubah menjadi ladang kekacauan, junta menindak keras bahkan menewaskan pedemo, ekonomi terguncang, dan memicu keprihatinan internasional.

Melansir AFP pada Senin (10/5/2021), berikut adalah rangkuman 100 hari kudeta Myanmar dan perkembangan terbarunya.

Baca juga: Myanmar Masih Krisis, Junta Militer Dapat Investasi Rp 39 Triliun

1. Kembali ke masa lalu

Para jenderal melancarkan kudeta Myanmar pada 1 Februari, menahan Aung San Suu Kyi dan sekutu-sekutu utamanya dalam penggerebekan sebelum fajar.

Kudeta ini mengakhiri 10 tahun masa demokrasi di Myanmar, setelah terbebas dari hampir 50 tahun pemerintahan militer.

Militer Myanmar mengklaim partai National League for Democracy (NLD)-nya Suu Kyi melakukan kecurangan untuk memenangkan pemilu pada November.

Aksi kudeta tersebut mengundang kecaman global, termasuk Paus Fransiskus hingga Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.

2. Penyitaan walkie-talkie

Dua hari kemudian Suu Kyi (75) didakwa melakukan pelanggaran tidak jelas atas kepemilikan walkie-talkie tak terdaftar di rumahnya.

Baca juga: Militer Myanmar Tuntut Aung San Suu Kyi atas Kepemilikan Walkie Talkie

3. Internet diblokir

Para pedemo Myanmar berlindung di balik tameng dadakan, untuk menghindari tembakan polisi dalam demo anti-kudeta di kotapraja Hlaing Tharyar, Yangon, Minggu (14/3/2021).STR/AFP Para pedemo Myanmar berlindung di balik tameng dadakan, untuk menghindari tembakan polisi dalam demo anti-kudeta di kotapraja Hlaing Tharyar, Yangon, Minggu (14/3/2021).
Perlawanan terhadap kudeta dimulai dengan orang-orang memukul panci dan wajan, praktik tradisional yang berhubungan dengan pengusiran roh jahat.

Junta lalu memblokir platform media sosial termasuk Facebook yang sangat populer di Myanmar. Pemadaman internet setiap malam juga diberlakukan kemudian.

4. Mogok massal

Protes keras melonjak selama akhir pekan tanggal 6-7 Februari. Puluhan ribu orang turun ke jalanan untuk menyerukan pembebasan Suu Kyi.

Para pekerja juga memulai mogok massal secara nasional pada 8 Februari.

5. Polisi tembaki pedemo

Seorang wanita muda, Mya Thwate Thwate Khaing, ditembak di kepala dan satu orang lagi terluka setelah polisi menembaki kerumunan orang di Naypyidaw pada 9 Februari.

Baca juga: Akibat Kudeta Militer dan Covid-19, Setengah Populasi Myanmar Terancam Miskin

6. Sanksi internasional

Keesokan harinya Washington mengumumkan sanksi terhadap beberapa pejabat militer, termasuk jenderal senior Min Aung Hlaing yang menjadi pemimpin kudeta.

Beragam sanksi lainnya jatuh pada pekan-pekan berikutnya. Selain dari AS ada pula dari Inggris dan Uni Eropa.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mungkinkah Uni Eropa Memutus Hubungan dengan Presiden Putin?

Mungkinkah Uni Eropa Memutus Hubungan dengan Presiden Putin?

Internasional
Meski Perundingan Berlangsung, Israel Tetap Serang Jalur Gaza

Meski Perundingan Berlangsung, Israel Tetap Serang Jalur Gaza

Global
Dinas Keamanan Ukraina Mengaku Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Dinas Keamanan Ukraina Mengaku Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com