Presiden Xi Jinping telah berjanji mengintegrasikan kembali Taiwan, baik melalui diplomasi atau paksaan.
Peningkatan tajam dalam aktivitas Tentara Pembebasan Rakyat melalui wilayah udara yang diklaim oleh Taiwan, telah menyebabkan kekhawatiran di pulau itu. Yakni bahwa saingannya mungkin bersiap untuk melakukan invasi.
Kekhawatiran ini disuarakan oleh Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu, (Wu Zhaoxie), dalam sebuah wawancara Rabu (5/5/2021) dengan Australian Financial Review.
Pada Jumat (7/5/2021), Kantor Urusan Taiwan China bereaksi keras. Juru bicara China Zhu Fenglian "memberi tahu otoritas DPP, Wu Zhaoxie dan lainnya untuk tidak salah menilai situasi.”
"'Kemerdekaan Taiwan' adalah jalan buntu," kata Zhu seperti dikutip oleh kantornya.
"Kami (China) memiliki tekad dan kemampuan untuk menggagalkan semua kegiatan separatis 'kemerdekaan Taiwan', dengan tegas mempertahankan kedaulatan nasional dan integritas teritorial, dan dengan tegas menjaga kepentingan bersama rekan senegaranya di kedua sisi selat."
Baca juga: Sukses Tangani Pandemi, Taiwan Minta Dukungan Indonesia agar Masuk WHO
Dia menegaskan bahwa tujuan Taiwan merdeka, dan mereka yang mendukungnya akan hancur.
"Kami tidak akan pernah meninggalkan ruang untuk berbagai bentuk kegiatan separatis 'kemerdekaan Taiwan'," tambah Zhu.
Lebih lanjut dia memperingatkan bahwa semua elemen 'kemerdekaan Taiwan' yang menjual kepentingan nasional mereka, dan memecah China pada akhirnya akan diadili dan dilikuidasi oleh sejarah.
Taiwan telah menjadi faktor yang berpengaruh dalam kemerosotan hubungan antara AS dan China, yang dimulai di bawah mantan Presiden Donald Trump.
Presiden ke-45 AS itu menerima panggilan telepon ucapan selamat dari Tsai, tak lama setelah pemilihannya.
Penggantinya, Presiden Joe Biden, juga berjanji untuk menopang dukungan untuk Taiwan. Dia bahkan mengundang utusan de facto pulau itu ke AS, untuk pelantikannya pada Januari lalu.
Namun, pemerintahan Biden juga telah berjanji untuk mempertahankan "kebijakan Satu-China" yang mengatur hubungan resminya dengan Beijing dan hubungan tidak resminya dengan Taipei.
China telah menolak untuk terlibat dalam diplomasi dengan negara mana pun terkait hubungan formal dengan Taiwan. Saat ini, hanya 14 negara dan Tahta Suci yang memiliki hubungan dengan pulau itu.
Baca juga: Pria Misterius Seberangi Selat Taiwan dari China, Perilakunya Mencurigakan
Namun, jika menyangkut masalah yang menjadi perhatian internasional, para pejabat Taiwan berpendapat dunia akan mendapat manfaat jika mereka bergabung dalam percakapan.