MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia berjuang memenuhi dosis target ambisius yang dijanjikannya untuk negara lain, dan ditetapkannya ketika pertama kali mengesahkan vaksin Sputnik V-nya.
Kini pembuatan Sputnik V dilaporkan akan bekerja sama dengan pabrikan China, untuk mempercepat produksi vaksin, guna memenuhi tenggat targetnya.
Baca juga: Dubes Rusia: Sputnik V Masih Proses di BPOM, Berharap Segera Masuk Program Vaksinasi Gotong Royong
Perusahaan analisis sains yang berbasis di London, Airfinity, mengatakan kepada AP bahwa mereka memperkirakan Rusia setuju memberikan 630 juta dosis vaksin yang dikembangkan di dalam negerinya, ke lebih dari 100 negara.
Tetapi sejauh ini dari jumlah tersebut hanya 11,5 juta dosis Sputnik V yang sudah diekspor.
Moskwa mengumumkan tiga kesepakatan total 260 juta dosis, dengan perusahaan vaksin China dalam beberapa minggu terakhir.
Newsweek melaporkan pada Selasa (4/5/2021), kemitraan ini dapat membuat dosis vaksin Sputnik V lebih cepat menjangkau negara-negara di Amerika Latin, Timur Tengah, dan Afrika. Kemitraan ini juga menguntungkan kepentingan Rusia dan China.
Namun menurut Rasmus Bech Hansen, pendiri dan CEO Airfinity, Rusia "sangat ambisius dan tidak mungkin memenuhi target penuh mereka."
Kritik sebelumnya tentang vaksin Sputnik V Rusia sebagian besar telah dibungkam oleh data yang diterbitkan dalam jurnal medis Inggris The Lancet. Dinyatakan bahwa pengujian skala besar menunjukkan Sputnik V aman, dengan tingkat kemanjuran 91 persen.
Namun, para ahli kembali mempertanyakan kemampuan Rusia memenuhi janjinya kepada negara-negara di seluruh dunia.
Sebab dari janji ratusan juta dosis, “Negara Beruang Putih” itu baru memberikan sebagian kecil dari yang dijanjikan.
Baca juga: Ibu Kota Rusia Tawarkan Uang agar Warganya Mau Vaksinasi Covid-19 dengan Sputnik V
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan permintaan Sputnik V secara signifikan melebihi kapasitas produksi dalam negeri Rusia.
Untuk meningkatkan produksi, Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF), yang mendanai Sputnik V, telah menandatangani perjanjian dengan beberapa pembuat obat di negara lain, seperti India, Korea Selatan, Brasil, Serbia, Turki, Italia, dan lainnya.
Namun, sedikit indikasi bahwa produsen di luar negeri, kecuali di Belarusia dan Kazakhstan, telah membuat vaksin dalam jumlah besar sejauh ini.
RDIF menolak mengungkapkan berapa banyak dosis yang akan diberikan ke negara lain. Hingga 27 April, kurang dari 27 juta set Sputnik V dua dosis dilaporkan telah diproduksi di Rusia.
RDIF, yang bertanggung jawab atas kerja sama internasional untuk Sputnik V, mengatakan pada April akan menghasilkan 100 juta dosis bekerja sama dengan Hualan Biological Bacterin Inc.