Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Krisis Covid-19 India: Oksigen Bagaikan Emas, Bangladesh Tutup Perbatasan, Kiriman Bantuan Internasional

Kompas.com - 26/04/2021, 07:22 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber BBC

Situasi di India

Di New Delhi, wilayah berpenduduk sekitar 20 juta orang, rumah sakit penuh dan menolak pasien baru.

Setidaknya dua rumah sakit telah melihat sejumlah pasien meninggal, setelah persediaan oksigen habis. Kerabat pasien mencari tempat-tempat rumah sakit, pasokan oksigen, dan ventilator melalui media sosial.

Beberapa jalan di luar fasilitas medis menjadi penuh sesak dengan orang yang sakit parah. Sementara kerabatnya mencoba mengatur tandu dan persediaan oksigen, sembari memohon otoritas rumah sakit untuk mendapatkan tempat di dalam.

Sementara itu, kapasitas pengujian juga telah kewalahan dan krematorium bekerja sepanjang waktu.

Adegan serupa terjadi di kota-kota besar lainnya. Secara total India telah mengonfirmasi hampir 17 juta infeksi dan 192.000 kematian. Beberapa negara bagian dan teritori telah memberlakukan penguncian dan pembatasan lainnya.

Dikatakan varian yang lebih menular telah mendorong lonjakan infeksi. Itu termasuk varian Inggris yang telah ditemukan di New Delhi, dan varian yang pertama kali terdeteksi di India pada Oktober.

Baca juga: Covid-19 India: Kisah Pilu Ibu yang Dirampok dan Putranya Meninggal Usai Ditolak RS

Kritik terhadap pemerintah Perdana Menteri India Narendra Modi meningkat, karena kurangnya kesiapan negara untuk gelombang kedua. Termasuk pembiaran berlangsungnya pertemuan agama besar-besaran dan demonstrasi politik.

Pada Minggu dalam pidato radio Modi berkata, "Kami yakin, semangat kami naik setelah berhasil mengatasi gelombang pertama, tetapi badai ini telah mengguncang bangsa."

Dia juga menuliskan belasungkawa di Twitter setelah terungkap bahwa penyanyi musik klasik India yang terkenal, Rajan Mishra, meninggal di New Delhi setelah menderita komplikasi kesehatan terkait Covid-19.

Pemerintah India telah mengonfirmasi telah meminta Twitter untuk memblokir kicauan yang mengkritik penanganan krisis oleh pihak berwenang.

Mereka beralasan kicauan itu berisi informasi yang salah, dan bertentangan dengan hukum India. Platform media sosial raksasa itu pun memblokir puluhan tweet agar tidak terlihat di India.

Sementara itu, sebuah grup surat kabar menyatakan menangguhkan liputan kompetisi kriket domestik utama negara itu, Liga Utama India. Sebab, kompetisi dinilai "tidak sesuai" jika berlangsung di tengah lonjakan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com