Di New Delhi, wilayah berpenduduk sekitar 20 juta orang, rumah sakit penuh dan menolak pasien baru.
Setidaknya dua rumah sakit telah melihat sejumlah pasien meninggal, setelah persediaan oksigen habis. Kerabat pasien mencari tempat-tempat rumah sakit, pasokan oksigen, dan ventilator melalui media sosial.
Beberapa jalan di luar fasilitas medis menjadi penuh sesak dengan orang yang sakit parah. Sementara kerabatnya mencoba mengatur tandu dan persediaan oksigen, sembari memohon otoritas rumah sakit untuk mendapatkan tempat di dalam.
Sementara itu, kapasitas pengujian juga telah kewalahan dan krematorium bekerja sepanjang waktu.
Adegan serupa terjadi di kota-kota besar lainnya. Secara total India telah mengonfirmasi hampir 17 juta infeksi dan 192.000 kematian. Beberapa negara bagian dan teritori telah memberlakukan penguncian dan pembatasan lainnya.
Dikatakan varian yang lebih menular telah mendorong lonjakan infeksi. Itu termasuk varian Inggris yang telah ditemukan di New Delhi, dan varian yang pertama kali terdeteksi di India pada Oktober.
Baca juga: Covid-19 India: Kisah Pilu Ibu yang Dirampok dan Putranya Meninggal Usai Ditolak RS
Kritik terhadap pemerintah Perdana Menteri India Narendra Modi meningkat, karena kurangnya kesiapan negara untuk gelombang kedua. Termasuk pembiaran berlangsungnya pertemuan agama besar-besaran dan demonstrasi politik.
Pada Minggu dalam pidato radio Modi berkata, "Kami yakin, semangat kami naik setelah berhasil mengatasi gelombang pertama, tetapi badai ini telah mengguncang bangsa."
Dia juga menuliskan belasungkawa di Twitter setelah terungkap bahwa penyanyi musik klasik India yang terkenal, Rajan Mishra, meninggal di New Delhi setelah menderita komplikasi kesehatan terkait Covid-19.
Pemerintah India telah mengonfirmasi telah meminta Twitter untuk memblokir kicauan yang mengkritik penanganan krisis oleh pihak berwenang.
Mereka beralasan kicauan itu berisi informasi yang salah, dan bertentangan dengan hukum India. Platform media sosial raksasa itu pun memblokir puluhan tweet agar tidak terlihat di India.
Sementara itu, sebuah grup surat kabar menyatakan menangguhkan liputan kompetisi kriket domestik utama negara itu, Liga Utama India. Sebab, kompetisi dinilai "tidak sesuai" jika berlangsung di tengah lonjakan itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.