Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketegangan Meningkat, Duta Besar AS untuk Rusia Tinggalkan Moskwa

Kompas.com - 21/04/2021, 12:23 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

MOSKWA, KOMPAS.com - Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Rusia John Sullivan akan kembali ke Washington minggu ini untuk membahas meningkatnya ketegangan dengan Rusia.

"Saya yakin penting bagi saya untuk berbicara langsung dengan rekan-rekan baru saya di pemerintahan Presiden AS Joe Biden di Washington tentang keadaan hubungan bilateral saat ini antara Amerika Serikat dan Rusia," kata Duta Besar AS untuk Rusia, John Sullivan, di Moskwa mengatakan pada Selasa (20/4/2021) melansir Business Insider.

Baca juga: Menlu Ukraina: Tentara Kami Tewas Ditembaki Sniper Rusia

Pengumuman itu muncul setelah Rusia mendesak Washington menarik Sullivan saat mengumumkan pengusiran 10 diplomat AS.

Langkah itu diambil sebagai pembalasan atas sanksi baru dari pemerintahan Biden yang datang bersamaan dengan pengusiran 10 diplomat Rusia.

Sullivan mengaku akan kembali ke Moskwa dalam beberapa minggu mendatang, sebelum pertemuan antara Biden dan Putin.

Sementara itu dia berdalih bahwa kepulangannya juga dilakukan karena dia sudah tidak bertemu keluarga selama lebih dari setahun. Itu menurutnya jadi alasan penting lain baginya untuk pulang berkunjung ke rumah.

Rusia sebelumnya memanggil duta besarnya untuk AS di tengah kemarahan atas Biden yang menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai "pembunuh."

Dalam beberapa pekan terakhir, ketegangan antara Moskwa dan Washington berada di titik terparah sepanjang sejarah hubungan buruk keduanya dalam beberapa tahun.

Baca juga: Meski Terus Diserang Rusia, Ukraina Tidak Akan Membalas

Rusia telah mengumpulkan sekitar 80.000 tentara di sepanjang perbatasan Ukraina, memicu kekhawatiran akan adanya invasi.

Dalam panggilan telepon baru-baru ini, Biden mendesak Putin untuk mengurangi ketegangan dengan Ukraina saat mengusulkan pertemuan puncak di negara ketiga.

Rusia mengatakan sedang meninjau proposal untuk pertemuan tingkat tinggi itu.

Sementara itu, pemenjaraan Alexei Navalny, kritikus utama Putin, juga berkontribusi pada dinamika pertikaian.

Sekutu Navalny mengatakan kesehatan oposisi Kremlin itu memburuk dengan cepat dan dia bisa berada di ambang kematian.

Gedung Putih telah memperingatkan Kremlin akan ada konsekuensi jika Navalny meninggal.

Navalny diracuni oleh agen saraf era Soviet Novichok pada Agustus. Upaya pembunuhan yang tampaknya telah banyak disalahkan Putin, kepada para pengkritiknya. Setelah mereka seringkali berakhir dengan kematian akibat kekerasan atau penyebab misterius lainnya.

Baca juga: AS Ancam Rusia Jika Alexei Navalny sampai Tewas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kebakaran di Apartemen Hanoi, 14 Orang Tewas

Kebakaran di Apartemen Hanoi, 14 Orang Tewas

Global
Putri Remajanya Marah, Ayah Ini Berlutut Minta Maaf Tak Mampu Belikan iPhone

Putri Remajanya Marah, Ayah Ini Berlutut Minta Maaf Tak Mampu Belikan iPhone

Global
Rangkuman Hari Ke-820 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Izinkan Penyitaan Aset AS | Polandia dan Yunani Serukan UE Ciptakan Perisai Pertahanan Udara

Rangkuman Hari Ke-820 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Izinkan Penyitaan Aset AS | Polandia dan Yunani Serukan UE Ciptakan Perisai Pertahanan Udara

Global
Saat Ratusan Ribu Orang Antar Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya...

Saat Ratusan Ribu Orang Antar Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya...

Global
Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Global
Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Global
[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

Global
 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com