DENVER, KOMPAS.com - Pelaku penembakan 10 orang di supermarket Colorado, AS, Ahmad Alissa untuk pertama kalinya tampil di pengadilan pada Kamis (25/3/2021).
Melansir Daily Mail pada Kamis (25/3/2021), pria berusia 21 tahun itu ditahan di Penjara Boulder County dengan 10 tuduhan pembunuhan dan satu percobaan pembunuhan.
Pada Kamis pagi waktu setempat (25/3/2021), pengacaranya meminta waktu 3 bulan untuk memastikan kesehatan mentalnya dan apakah Alissa harus diadili atau tidak.
Jaksa meminta untuk itu dilakukan cepat dan berharap dapat mengajukan banyak tuntutan di pekan selanjutnya.
Hakim Thomas Mulvahill tidak mendetail berapa lama sidang masalah itu akan ditunda, tetapi dia memberi pembela dua minggu untuk menanggapi mosi.
Baca juga: Joe Biden Perketat Aturan Kontrol Senjata, Buntut Penembakan di Colorado
Alissa menggunakan seragam biru penjara, sandal berwarna jingga, dan masker putih.
Dia duduk di atas kursi roda, karena luka tembak di kakinya yang ia dapat saat diringkus oleh polisi.
Pria 21 tahun itu berbicara sekali untuk menjawab "ya", ketika ditanya apakah ia mengerti tentang tuduhannya.
"Kami tidak dapat melakukan lebih banyak sampai kami menerima hasil penilaian kesehatan mental Alissa dan kami tidak dapat melakukannya sampai kami menerima temuan dari pemerintah,' ujar jaksa Kathryn Herold.
Tidak ada pembelaan yang dimasukkan dan dia akan terus ditahan tanpa ikatan.
Pada Senin (22/3/2021), Alissa melepaskan tembakan ke supermarket King Soopers, sesaat sebelum jam 3 sore. Ia menembak mati 2 orang di luar, kemudian 8 orang lagi di dalam toko.
Dia digambarkan oleh keluarga sebagai "pecundang" yang "tidak pernah punya pacar", tetapi memiliki masalah temperamen, hampir sepanjang hidupnya.
Dia belum menjelaskan apa yang memotivasi dirinya untuk melakukan penyerangan tersebut.
Ketika polisi mengepung toko pada Senin (22/3/2021), sekitar 20 menit setelah dia mulai membunuh, dia melepas pakaiannya dan menyerah, kemudian meminta untuk berbicara dengan ibunya.
Rugers AR-556 merupakan gaya senapan serbu yang digunakan Alissa untuk membunuh. Dia membelinya sepekan sebelum pembantaian pada 16 Maret.
Baca juga: Tersangka Penembakan Colorado Beli Senjata 6 Hari Sebelumnya, Polisi Masih Korek Motifnya
Alissa mengoceh di media sosial tentang Islamophobia, yang meretas ponselnya dan mengeluh tentang kebijakan imigrasi Presiden Donald Trump.
Kakak iparnya mengungkapkan bahwa Aloissa bekerja di restoran keluarga Timur Tengah, The Sultan Grill, dan dia tinggal di ruang bawah tanah mereka.
Dia mengatakan kepada The Sun pada Kamis (25/3/2021), bahwa pembunuhan itu telah menghancurkan keluarga mereka dan bahwa ayahnya yang berusia 65 tahun, Moustafa, tidak berhenti menangis sejak dia mengetahui bahwa putranya bertanggung jawab atas mereka.
Keluarga itu tinggal di Arvada, Colorado, sekitar 30 mil ( kilometer) tenggara Boulder.
Tidak jelas mengapa Alissa pergi ke King Soopers, atau sudah berapa lama dia merencanakan serangan penembakan itu.
Presiden Joe Biden pada Selasa (23/3/2021) menyerukan larangan tegas penggunaan senapan serbu di seluruh negeri setelah penembakan itu.
Biden juga mendesak Kongres untuk mengesahkan RUU untuk memperketat undang-undang tentang pemeriksaan latar belakang bagi orang-orang yang membeli senjata.
Usia korban Alissa berkisar antara 20 hingga 65 tahun. Beberapa bekerja di toko, beberapa pembeli, dan lainnya ada di sana untuk mendapatkan vaksin Covid-19.
Baca juga: Gedung Putih Keluarkan Pernyataan Soal Penembakan Massal Colorado
Petugas Eric Talley (51 tahun), ayah dari 7 anak adalah salah satu korban pertama.