Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantah Wawancara Harry dan Meghan, Pangeran William Mengaku Tak Terjebak dalam Kerajaan Inggris

Kompas.com - 21/03/2021, 16:27 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Daily Mail

LONDON, KOMPAS.com - Wawancara Pangeran Harry dan Meghan Markle (Sussex) dengan Oprah Winfrey bulan ini memberikan guncangan khususnya bagi Pangeran William, kata sumber yang dekat dengan pangeran.

Kepala Duke of Cambridge menjadi sorotan di mana-mana setelah Sussex mengklaim dia “terjebak” dalam sistem. Hal itu diperparah adanya tudingan rasial yang mendorong keluarga adiknya keluar dari Inggris seperti dalam wawancara CBS.

Pernyataan itu dikeluarkan setelah teman Meghan Markle, Gayle King, minggu ini mengungkapkan percakapan antara Pangeran Harry, saudara laki-laki, dan ayahnya.

Komunikasi terbaru yang terjalin pasca wawancara itu disebut “tidak produktif.”

Seorang teman Pangeran William mengatakan kepada The Sunday Times: “Ini masih mentah. Dia sangat kesal dengan apa yang terjadi. Meski demikian dia benar-benar berharap agar hubungan dia dan Harry akan sembuh pada waktunya.”

Sementara itu, seorang mantan pembantu Istana menggambarkan bagaimana Duke of Cambridge merasa ditinggalkan dengan “kepergian saudaranya”, yang memutuskan untuk mundur sebagai bangsawan senior dan bermigrasi ke California.

“Begitu dia mengatasi amarah tentang bagaimana hal-hal itu (wawancara) terjadi, dia merasa kehilangan dengan ketidakhadiran saudaranya.”

Menurut para pembantu Istana, kedua kakak beradik itu sebelumnya berbagi segalanya tentang kehidupan mereka. Mulai dari kantor, yayasan, bahkan melakukan pertemuan bersama hampir setiap hari.

“Ada banyak kesenangan di sepanjang jalan. Dia (William) akan merindukannya selamanya,” kata sumber itu melansir Daily Mail pada Minggu (21/3/2021).

Baca juga: Keluarga Kerajaan Inggris Sembunyikan Masalah Harry dan Meghan dari Pangeran Philip

Sementara teman dekat lain kedua pangeran menilai komentar yang dibuat oleh Pangeran Harry bahwa saudaranya “terperangkap” di dalam sistem, sangat jauh dari realita yang ada.

“Dia (William) memiliki jalan yang ditetapkan untuknya dan dia sepenuhnya menerima perannya,” kata teman kedua putra dari mendiang Putri Diana tersebut.

Sebelumnya hari ini terungkap lebih dari 90 menit rekaman yang belum ditayangkan dari wawancara Oprah akan disiarkan ke publik oleh ITV. Termasuk dengan pembicaraan damai lebih lanjut antara Duke of Cambridge dan saudaranya.

Seorang sumber mengatakan kepada Sunday People: “Ada banyak minat untuk menampilkan wawancara secara penuh.”

Wawancara Pangeran Harry dan Meghan sejauh ini menjadi pertunjukan terbesar tahun ini di Inggris. Seluruh program aslinya sudah dibeli oleh perusahaan di seluruh dunia.

Mereka menambahkan: Perusahaan produksi Oprah tahu mereka sedang duduk di tambang emas, sehingga kesepakatan lainnya mungkin bisa dilakukan.

Presenter CBS Gayle King sebelumnya mengatakan dia telah berbicara dengan Sussex yang memberitahunya bahwa Harry telah berbicara dengan Duke of Cambridge dan Prince of Wales setelah wawancara.

King, yang juga teman dekat Oprah, gagal memberikan contoh cerita yang dirujuknya. Tetapi menambahkan bahwa Meghan memiliki dokumen untuk mendukung semua yang dia katakan dalam wawancara Oprah.

Dia mengatakan kepada CBS: “Saya tidak mencoba menyampaikan berita, tetapi saya benar-benar menelepon mereka untuk melihat bagaimana perasaan mereka, dan memang benar, Harry telah berbicara dengan saudaranya dan dia telah berbicara dengan ayahnya juga.

Baca juga: Drama Meghan Markle Berlanjut: Data Pribadinya Dikorek-korek Orang Bayaran

Presenter 66 tahun itu mengatakan, kedua pasangan itu masih kecewa pada Istana Inggris yang terus mengatakan bahwa mereka ingin menyelesaikannya secara pribadi. Sementara cerita palsu yang keluar terus meremehkan Meghan.

“Belum ada seorang pun di Keluarga Kerajaan yang berbicara dengan Meghan, pada saat ini.”

Hal itu menurutnya membuat Sussex frustrasi melihat percakapan rasial tentang Keluarga Kerajaan ketika banyak disorot setelah wawancara.

Padahal yang diinginkan kedua pasangan itu adalah turun tangan dari Istana untuk memberitahu media Inggris berhenti menyampaikan berita secara tidak adil, tidak akurat, palsu yang pasti memiliki rasial.

“Dan sampai Anda dapat mengakuinya, saya pikir akan sulit untuk bergerak maju. Tapi mereka berdua ingin maju dengan ini dan mereka berdua ingin kesembuhan dalam keluarga ini. Pada akhirnya, itu adalah keluarga Harry,” ujar King.

Selama wawancara mereka bulan ini, Duke dan Duchess of Sussex mengatakan masalah rasial mendorong mereka keluar dari Inggris. Mereka mengklaim putra mereka Archie ditolak gelar pangeran karena dia ras campuran.

Meghan Markle mengklaim dia memasuki Keluarga Kerajaan “secara naif” dan tidak melakukan penelitian apa pun tentang suaminya atau institusi tersebut.

Sementara Pangeran Harry menuduh ayahnya Pangeran Charles menolak untuk menerima teleponnya setelah pasangan itu bermigrasi ke AS tahun lalu.

Baca juga: Wawancara Pangeran Harry dan Meghan Markle Tak Disiarkan jika Pangeran Philip Meninggal

Minggu lalu, Pangeran William membela Keluarga Kerajaan, mengatakan bahwa keluarganya sangatlah tidak rasial.

Dalam kunjungan ke sekolah di London, dia juga mengaku belum kembali berbicara dengan adiknya dan Meghan, tapi berencana melakukan hal itu.

Malam ini Istana Kensington merilis rekaman Pangeran William berbicara dengan pekerja kemanusiaan di Suriah. Dia menyampaikan bagaimana sumbangan dari Inggris digunakan untuk membantu jutaan orang yang rentan.

Pembicaraan dilakukan dengan pekerja kemanusiaan Fadi Hallisso, Kawther Mohamad Ali, dan Shahinaz Muamar melalui video call pada Kamis (18/3/2021).

Duke mengatakan dia “kagum” dengan uang yang terkumpul hingga saat ini, tetapi mengakui itu belum mendekati apa yang menjadi kebutuhan di daerah konflik tersebut.

Baca juga: Trump Beri Dukungan jika Meghan Markle Maju sebagai Presiden AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mungkinkah Uni Eropa Memutus Hubungan dengan Presiden Putin?

Mungkinkah Uni Eropa Memutus Hubungan dengan Presiden Putin?

Internasional
Meski Perundingan Berlangsung, Israel Tetap Serang Jalur Gaza

Meski Perundingan Berlangsung, Israel Tetap Serang Jalur Gaza

Global
Dinas Keamanan Ukraina Mengaku Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Dinas Keamanan Ukraina Mengaku Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com