Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Dokter dan Perawat Ikut Demo Myanmar, Turun ke Jalan sejak Subuh

Kompas.com - 21/03/2021, 15:18 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

MANDALAY, KOMPAS.com - Para dokter dan perawat ikut turun ke jalan dalam demo Myanmar terbaru pada Minggu (21/3/2021).

Mereka berunjuk rasa dengan damai, menghindari konfrontasi dengan aparat keamanan yang menindak keras para demonstran akhir-akhir ini.

Militer dan polisi memakai peluru tajam, gas air mata, dan peluru karet untuk membubarkan massa anti-kudeta Myanmar.

Baca juga: Dituding Pasok Beras untuk Militer Myanmar, Begini Tanggapan Tentara Thailand

Namun, situasi itu tak menghalangi ratusan dokter dan perawat yang membawa poster Aung San Suu Kyi di Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar yang juga merupakan kota budaya.

Mandalay menjadi lokasi beberapa tindakan mematikan militer Myanmar. Media lokal yang dikutip AFP mengatakan, dokter dan perawat berdemo saat subuh untuk menghindari aparat.

Demo Myanmar oleh dokter dan perawat ini dilakukan sehari setelah empat pedemo tewas di tangan polisi.

Dua kematian terjadi di Yangon, menurut keterangan Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP).

Baca juga: 231 Orang telah Tewas Dibunuh Junta Militer dalam Aksi Protes Anti-kudeta Myanmar

Para pedemo lalu menyalakan lilin di kota Kale tadi malam, dan menbuat tanda-tanda di jalan agar PBB bertindak untuk menghentikan kudeta Myanmar.

Hampir 250 kematian dikonfirmasi dalam beberapa minggu sejak kudeta Myanmar terjadi, menurut AAPP, meski jumlah sebenarnya bisa lebih tinggi.

Kemudian lebih dari 2.300 pengunjuk rasa ditahan, kata kelompok tersebut.

Kecaman internasional oleh AS, Uni Eropa, dan PBB sejauh ini tidak menghentikan pertumpahan darah di Myanmar.

Para menteri luar negeri di Uni Eropa diperkirakan akan menjatuhkan sanksi terhadap 11 petinggi militer saat rapat pada Senin (22/3/2021).

Baca juga: Ketika Polisi Myanmar Tewas dan Tak Ada yang Mau Menguburnya...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com