Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Nyatakan Kesediaan untuk Terlibat Redakan Situasi Myanmar

Kompas.com - 08/03/2021, 04:30 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Reuters

BEIJING, KOMPAS.com - China bersedia terlibat dengan "semua pihak" untuk meredakan krisis di negara tetangga Myanmar dan tidak memihak.

Hal itu disampaikan diplomat tinggi pemerintah China, Menteri Luar Negeri China Wang Yi, mengatakan pada Minggu (7/3/2021) melansir Reuters.

Beijing mengatakan situasi di Myanmar, di mana militer merebut kekuasaan bulan lalu, "sama sekali bukan yang ingin dilihat China."

Beijing juga menepis rumor media sosial tentang keterlibatan China dalam kudeta itu dan secara tegas menyebut gunjingan tersebut sebagai omong kosong.

"China ... bersedia menghubungi dan berkomunikasi dengan semua pihak atas dasar menghormati kedaulatan Myanmar dan keinginan rakyat, sehingga dapat memainkan peran konstruktif dalam meredakan ketegangan," kata Wang dalam konferensi pers di sela-sela acara pertemuan tahunan parlemen China.

Sementara negara-negara Barat mengutuk keras kudeta 1 Februari, China lebih berhati-hati, dengan menekankan pentingnya stabilitas.

China tetap menyetujui pernyataan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menyerukan pembebasan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi, dan tahanan lainnya. Beijing juga menyuarakan keprihatinan atas keadaan darurat.

Baca juga: India Klaim Banyak Warga Myanmar yang Antre di Perbatasan untuk Mengungsi

"China memiliki pertukaran persahabatan jangka panjang dengan semua pihak dan faksi di Myanmar, termasuk Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD). Persahabatan dengan China selalu menjadi konsensus semua sektor di Myanmar," kata Wang.

NLD adalah partai milik Suu Kyi. Kemenangan telaknya pada November dalam pemilihan nasional telah diabaikan oleh junta.

Wang lebih lanjut mengatakan, pihaknya tidak peduli bagaimana situasi di Myanmar berubah. China tetap akan mempromosikan hubungan China-Myanmar yang tidak akan goyah.

“Serta arah China untuk mempromosikan kerja sama persahabatan China-Myanmar tidak akan berubah," kata Wang.

Baca juga: Militer Myanmar Menolak Jadi Boneka China, Justru Ingin Kerja Sama dengan Barat

Pada Sabtu (6/3/2021), seorang pelobi Israel-Kanada yang disewa oleh junta Myanmar mengatakan kepada Reuters bahwa para jenderal ingin meninggalkan politik setelah kudeta. 

Militer Myanmar menurutnya, berusaha untuk meningkatkan hubungan dengan Amerika Serikat dan menjauhkan diri dari China.

Beberapa protes terhadap kudeta, telah menarik ratusan ribu orang turun ke jalan. Demonstrasi diadakan di luar kedutaan besar China di Yangon, dengan pengunjuk rasa menuduh Beijing mendukung junta.

Beijing mengatakan tidak diberitahu sebelumnya tentang kudeta tersebut.

China secara tradisional dipandang dengan kecurigaan di Myanmar. Pasalnya “negeri tirai bambu” masih memiliki kepentingan ekonomi dan strategis yang signifikan dan sering mendukung posisi Myanmar terhadap kritik Barat.

Baca juga: Makam Kyal Sin, Gadis 19 Tahun yang Ditembak Mati, Digali Aparat Myanmar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Global
Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Global
Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com