Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Migran Terluka karena Panjat Tembok Trump, Patroli Perbatasan AS Dituding Lalai

Kompas.com - 16/02/2021, 17:50 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Newsweek

MEXICO CITY, KOMPAS.com - Agen patroli perbatasan Amerika Serikat dituding lalai, setelah baru-baru ini ada laporan sejumlah migran terluka dikirim kembali ke Meksiko tanpa perhatian medis.

Penampungan Red de Albergues Para Migrantes (RAM) melaporkan pada The Dallas Morning News ada sekitar tujuh orang cedera per minggu, baik luka ringan maupun parah.

Mereka adalah migran yang terluka di sepanjang tembok perbatasan AS-Meksiko yang dibangun di bawah perintah mantan Presiden AS Donald Trump.

Pendeta Meksiko Rosalio Sosa menjalankan jaringan tempat penampungan migran yang dikenal RAM di Palomas setahun lalu.

Kepada Newsweek pada Senin (15/2/2021), dia menyebut perlakuan terhadap migran itu sebagai perilaku rendah dan lalai.

"Ini telah menjadi zona perang, dengan cedera perang dan tidak ada sumber daya (medis)," kata Sosa.

Baca juga: Jungkat-jungkit Pink di Tembok Perbatasan AS-Meksiko Menang Penghargaan Desain

Para migran yang berbicara kepada The Morning News mengingat upaya mereka untuk melompati penghalang.

Dari cerita mereka, setelah terluka dalam upaya tersebut agen perbatasan mengirim mereka kembali ke Meksiko. Tidak ada perawatan medis yang diberikan pada mereka walaupun berada di tanah AS.

Petugas perbatasan AS menanggapi cerita dari orang-orang ini dan pertanyaan tentang bagaimana migran yang terluka ditangani oleh Patroli Perbatasan. Pernyataan yang dikeluarkan mengklaim agen secara teratur menemukan migran yang terluka dan memberikan pertolongan pertama jika seseorang terluka.

Kepala Patroli Perbatasan Sektor El Paso Gloria Chavez menyatakan bantuan medis yang diberikan termasuk dari agen Patroli Perbatasan yang dilatih dan disertifikasi sebagai EMT. Mungkin juga layanan ambulans, tapi tergantung pada tingkat keparahan dan kompleksitas cedera.

Namun, Pedro Gomez, yang melarikan diri dari Guatemala pada Januari, dan Jhon Jairo Ushca Alcoser, yang meninggalkan rumahnya di Ekuador, mengaku terluka parah karena terjatuh dari tembok setinggi 30 kaki (9,1 meter) tersebut.

Insiden itu membuat mereka tidak bisa berjalan. Namun mereka masih tetap dideportasi ke Meksiko tanpa bantuan medis dari Patroli Perbatasan.

Gomez mematahkan kedua pergelangan kakinya. Tetapi dikirim ke perbatasan padahal sebelumnya diberi tahu akan dibawa ke rumah sakit AS.

"Mereka berkata 'berdiri, berdiri.' Saya tidak tahu di mana saya menemukan kekuatannya," kata Ushca Alcoser kepada The Morning News.

Baca juga: Bagaimana Nasib “Tembok Trump” di Era Biden?

Sosa mengatakan X-Rays di tempat penampungan di Palomas mengungkap Ushca Alcoser mengalami patah tendon, serta patah punggung dan panggul.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com