Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa Jepang Bangkitkan Kenangan Tsunami 2011 yang Mematikan

Kompas.com - 14/02/2021, 15:58 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Reuters

IWAKI, KOMPAS.com - Warga Fukushima kini mulai berhadapan dengan sisa kerusakan akibat terjangan gempa berkekuatan 7,3 skala Richter yang terjadi sesaat sebelum tengah malam Sabtu (13/2/2021).

Reuters melaporkan, bau alkohol memenuhi bar kecil pada Minggu (14/2/2021), ketika Aoi Hoshino menyapu gelas dari botol wiski yang pecah dalam gempa bumi yang kuat pada malam sebelumnya.

Gempa Sabtu malam disebut merupakan gempa susulan dari gempa dahsyat yang melanda daerah Fukushima di 2011.

Dilaporkan sejumlah dinding mengalami retak, jendela pecah. Gempa tersebut juga memicu tanah longsor di Fukushima, daerah yang paling dekat dengan pusat gempa. Lebih dari 100 orang terluka.

Hoshino, 46 tahun terlihat menyapu pecahan kaca dari sekitar 20 botol wiski yang pecah ke dalam kantong sampah di barnya di kota Iwaki. Lokasinya sekitar 200 km (120 mil) utara Tokyo dan tidak jauh dari pusat gempa.

"Kami terkena pandemi virus corona ini, jadi kami berharap untuk membuka kembali toko kami, dan sekarang ini terjadi," katanya mengutip Reuters.

Awalnya dia berencana segera membuka barnya setelah tutup sejak Januari karena pemerintah lokal menetapkan keadaan darurat pengendalian Covid-19. Aturan itu sejatinya akan dicabut pada Senin (15/2/2021).

"Ini seperti tertimpa satu masalah setelah masalah lainnya."

Baca juga: UPDATE: Gempa Jepang M 7,3 Tidak Berisiko Tsunami, Tak Ada Korban Jiwa

Badan Meteorologi Jepang (JMA) mengatakan gempa itu diyakini sebagai gempa susulan dari gempa berkekuatan 9,0 pada 11 Maret 2011 yang memicu tsunami.

Bencana itu menewaskan hampir 20.000 orang di sepanjang daratan luas di timur laut Jepang. Termasuk memicu kecelakaan nuklir Fukushima, yang terburuk di dunia dalam 25 tahun.

Badan tersebut memperingatkan gempa susulan mungkin terjadi selama beberapa hari.

Hoshino mengatakan gempa Sabtu (13/2/2021) membawa kembali kenangan menakutkan.

"Tubuh saya segera bereaksi, dan saya tidak bisa berhenti gemetar. Kaki saya juga gemetar, tapi saya tidak bisa mengukur apakah lebih aman untuk lari atau diam, jadi saya akhirnya melakukan tarian kecil yang aneh," katanya sambil tertawa kecil.

Sedikitnya 121 orang terluka, menurut televisi nasional NHK, termasuk beberapa yang menderita patah tulang. Tetapi tidak ada kematian yang dilaporkan.

JMA memperkirakan hujan lebat di wilayah yang dilanda gempa pada Senin (15/2/2021). Warga diperingatkan bahwa tanah mungkin telah melemah akibat gempa. Jadi bahaya tanah longsong bisa rentan terjadi.

Baca juga: Kenapa Jepang Sering Mengalami Gempa Bumi?

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com