Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kota Lama Mosul, Tempat Muslim dan Kristen Hidup Harmonis di Irak

Kompas.com - 06/02/2021, 20:39 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Editor

MOSUL, KOMPAS.com - Kawasan kota lama di Mosul, Irak utara, sedang berbenah. Proyek restorasi rumah ibadah tengah dijalankan agar masjid dan gereja bisa kembali berdiri megah seperti sedia kala.

Masjid dan gereja, serta tentu saja rumah-rumah warga rusak berat ketika kelompok yang menamakan diri Negara Islam (ISIS) merebut kota di tepi Sungai Tigris ini pada pertengahan 2014.

Pada 2016-2017 pecah perang antara petempur ISIS dan pasukan koalisi yang berakhir dengan pembebasan Mosul. Kawasan kota lama seperti tak dikenali.

Baca juga: 27.000 Anak Militan ISIS Telantar di Kamp Suriah, PBB Desak Negara Lain Pulangkan

Rumah-rumah warga, gereja dan masjid, yang berdiri berdampingan selama berabad-abad, rusak berat. Upaya restorasi kota lama dilakukan di bawah supervisi badan pendidikan, sains, dan kebudayaan PBB (Unesco).

Salah satu fokus kerja Unesco adalah membangun kembali masjid dan gereja di kota lama.

Dalam prosesnya, Unesco mendorong warga Muslim dan Kristen untuk bergotong-royong membangun kembali dan memperbaiki tempat ibadah, seperti yang dilansir dari BBC Indonesia pada Jumat (5/2/2021). 

Baca juga: 11 Pasukan Hashed al-Shaabi Tewas Diserang ISIS di Irak

Warga Kristen bangun masjid, warga Muslim bangun gereja

"Kami mendorong warga Kristen untuk bekerja membangun kembali masjid...dan sebaliknya kami juga mendorong warga Muslim untuk membangun kembali gereja. Itulah salah satu tujuan proyek ini (yaitu meneguhkan rasa kebersamaan semua warga)," kata Omar Yasir Adil Taqa, asisten koordinator Unesco di Mosul.

Hidup berdampingan secara harmonis adalah salah satu spirit kota Mosul. Kebersamaan dan persaudaraan dihormati oleh warga Muslim, Kristen, dan Yazidi yang tinggal di kota ini, kata Emad Sabri Abdulahad, penyelia keamanan Unesco.

"Kami hidup bersama di sini," ujar Abdulahad.

Anas Ziad, pegawai Unesco yang terlibat proyek restorasi rumah ibadah di Mosul mengatakan selama sekitar tiga tahun ISIS memisahkan antara warga Muslim dan Kristen.

"Namun sekarang kami bisa bersama lagi, bersama-sama antara warga Muslim, Kristen, dan Yazidi membangun kembali Mosul," kata Ziad.

Baca juga: Pasukan Keamanan Irak Klaim Bunuh Pentolan ISIS

Spirit kebersamaan inilah yang ingin dihadirkan kembali saat merestorasi masjid dan geraja.

Masjid yang dibangun kembali adalah Masjid al-Nuri.

Bangunan dan menaranya yang miring pernah menjadi simbol kota Mosul. Namun masjid ini dihancurkan oleh petempur-petempur ISIS ketika mereka dipukul mundur pada 2017.

Taqa, asisten koordinator Unesco, mengatakan ISIS sengaja mencoba menghancurkan Mosul dan dalam prosesnya ingin pula menghancurkan sejarah kota ini.

Taqa mengungkapkan para pekerja memindahkan lebih 5.600 ton puing-puing yang berserakan di kompleks masjid.

Selain itu, warga dan para pekerja harus pula memindahkan sekitar 20 bahan peledak, beberapa di antaranya oleh petempur ISIS ditanam di dalam tembok masjid.

Baca juga: Paus Fransiskus Bakal Bertemu Ulama Syiah di Irak

Di antara puing, ada harapan

Para pekerja membangun kembali masjid dan gereja secara berhati-hati. Sebisa mungkin mereka menggunakan material asli.

Selain merestorasi masjid al-Nuri, Unesco juga membangun kembali gereja al-Saa'a dan al-Tahera.

Di kompleks gereja al-Saa'a para pekerja membersihkan bangunan dari mortir, ranjau darat, dan beberapa jasad warga. Ketika menguasai Mosul, para petempur ISIS menggunakan gereja ini sebagai salah satu kubu pertahanan.

Kepada wartawan BBC, Omar Ali, salah satu koordinator Unesco mengatakan masih terlihat jejak-jejak keberadaan ISIS.

"Anda bisa melihat tali-tali...kami mendengar laporan bahwa mereka menggantung orang-orang di sini," kata Ali. Ia mengatakan Mosul saat ini dalam proses penyembuhan.

Baca juga: 2 Bom Bunuh Diri Guncang Irak, 20 Orang Tewas

"Kehidupan di sini berangsur-angsur kembali normal," kata Ali.

Bagi Romo Emmanuel Raed Adel restorasi tempat ibadah di Mosul adalah salah satu kabar yang paling menggembirakan.

Ia, bersama banyak warga Kristen lain, meninggalkan Mosul untuk menyelamatkan diri ketika ISIS menguasai kota pada 2014.

Romo Adel kembali ke Mosul dan aktif terlibat dalam proyek restorasi tak lama setelah pertempuran berakhir. Gerejanya, al-Bishara, kini sudah berfungsi normal.

Paus Fransiskus telah mengumumkan akan berkunjung ke Mosul pada Maret 2021. Di antaranya, Paus akan berkunjung ke masjid al-Nuri dan beberapa gereja di kota ini.

"Kami sangat senang ketika mendengar Paus Fransiskus akan berkunjung ke Irak. Kami lebih berbahagia lagi karena Paus rencananya akan berkunjung ke Mosul. Ada banyak puing-puing di kota ini, namun di antara puing-puing ini ada juga harapan," kata Romo Adel.

"Ada juga aspirasi dan koeksistensi yang damai," katanya.

Baca juga: Baru Turun dari Pesawat, Pentolan ISIS Langsung Ditangkap di Irak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com