Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Pengungsi Rohingya dari Kamp di Indonesia Ditemukan Kabur ke Malaysia

Kompas.com - 06/02/2021, 14:37 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Lusinan warga Rohingya, kebanyakan wanita dan anak-anak, ditangkap ketika tiba dengan perahu di Malaysia bulan lalu. Mereka diketahui melarikan diri dari kamp pengungsi di Indonesia.

Hampir 400 anggota minoritas Muslim yang dianiaya dari Myanmar tiba dengan perahu di Indonesia tahun lalu. Mereka melakukan perjalanan yang berbahaya, dan lebih dari 100 sekarang tetap berada di sebuah kamp di Indonesia.

Kepolisian Malaysia melaporkan banyak dari mereka diyakini meminta pedagang untuk membantu menyeberang laut. Di antara mereka termasuk wanita yang ingin bersatu kembali dengan suami mereka di negara Asia Tenggara itu.

Relatif makmur, Malaysia yang mayoritas Muslim adalah tujuan utama bagi Rohingya yang melarikan diri dari kesengsaraan di kamp-kamp pengungsi Bangladesh.

Baca juga: Pengungsi Rohingya Semakin Takut Kembali ke Myanmar Setelah Kudeta

Polisi mengonfirmasi kepada AFP, sebuah kapal yang membawa 36 orang - 31 Rohingya dan lima orang Indonesia. Kapal itu dicegat saat mendarat di pantai barat Malaysia pada 6 Januari.

"Mereka memasuki Malaysia dengan perahu dari Tanjung Balai (di pulau Sumatera di Indonesia) dan mendarat di pantai," kata Abdul Rahim Jaafar, direktur keamanan internal di Kepolisian Kerajaan Malaysia pada Jumat (5/2/2021) melansir AFP.

Migran Rohingya berjumlah 17 perempuan, tujuh laki-laki, lima laki-laki dan dua perempuan.

Abdul Rahim mengatakan mereka ditahan dan 21 orang telah didakwa memasuki Malaysia tanpa dokumen yang sah. Sementara dua orang lagi telah didakwa berdasarkan undang-undang anti-perdagangan manusia.

Berita tentang pendaratan kapal di Malaysia cocok dengan laporan dari Rohingya di kamp di Indonesia. Minggu ini, AFP  turut melaporkan puluhan wanita telah diselundupkan ke Malaysia.

Beberapa penyelundup tertangkap, sementara yang lain diyakini berhasil masuk ke "Negeri Jira." Mereka disebut kembali bersatu dengan pasangan mereka, menurut kelompok Rohingya dan organisasi hak asasi manusia.

Baca juga: Bangladesh Pindahkan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil secara Besar-besaran

Hampir satu juta orang Rohingya tinggal di kamp-kamp yang luas di Bangladesh. Banyak diantaranya didirikan setelah tindakan keras militer Myanmar pada 2017 mengakibatkan pertumpahan darah, yang mendorong mereka ke negara Asia Selatan yang miskin itu.

Selama bertahun-tahun, banyak yang berusaha melarikan diri dengan perahu ke Malaysia. Mereka mengalami perjalanan laut yang mengerikan selama berbulan-bulan yang diselingi oleh penyakit dan dipukuli di perahu penyelundup.

Lebih dari 100.000 Rohingya hidup terpinggirkan di Malaysia. Mereka terdaftar sebagai pengungsi tetapi tidak diizinkan bekerja. Kondisi itu memaksa mereka melakukan pekerjaan konstruksi ilegal dan pekerjaan bergaji rendah lainnya.

Baca juga: Penderitaan Etnis Rohingya, Disiksa dan Dibunuh Jika Kabur dari Kamp

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Global
Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com