"Kritik adalah bagian dari hidup, dan saya menyambutnya selama itu membangun dan menghormati. Tapi jelas tidak ada tempat untuk penghinaan dan ancaman,” kata Francisco kepada BBC.
Francisco mengatakan, dia memulai karirnya sebagai aktivis pada usia enam tahun, ketika dia mulai menghadiri aksi protes menentang adu banteng bersama keluarganya.
Kecintaannya pada alam membuatnya terlibat dalam isu lain, seperti gerakan daur ulang atau kampanye menentang penambangan di cagar alam.
"Saya dibesarkan di pegunungan dengan bebek, ayam, kambing, dan burung. Itu memotivasi saya untuk menjadi pembela hak-hak hewan dan kemudian aktivis lingkungan," kata Francisco.
Pada 2019, Francisco mendirikan kelompok lingkungan bernama Guardians of Life alias Penjaga Kehidupan di kampung halamannya di Villeta, sekitar 90 kilometer dari Bogota.
Baca juga: Aktivis HAM Wanita Ditembak Mati Pria Bersenjata di Afghanistan
Dia dan enam temannya dari sekolah memulai dengan berbaris ke pusat kota, memungut sampah di sepanjang jalan, dan meneriakkan slogan tentang perubahan iklim.
Kini, kelompok tersebut memiliki lebih dari 200 anggota di 11 provinsi di seluruh Kolombia. Tak hanya itu, anggota Guardians of Life juga berasal dari Meksiko dan Argentina.
Francisco juga merupakan bagian dari gerakan yang diinisiasi Greta Thunberg yakni Fridays for Future.
"Anak-anak perlu bersuara dalam topik besar saat ini, seperti perubahan iklim atau kebijakan ekonomi. Kami bukan hanya masa depan. Kami sudah terpengaruh oleh keputusan yang diambil orang dewasa," imbuh Francisco.
Ibu Francisco, Ana Maria Manzanares, berharap ancaman baru-baru ini terhadap putranya di Twitter tidak lebih dari lelucon yang kejam.
Baca juga: Louis Vuitton Produksi Matras Yoga Berbahan Kulit Sapi, Aktivis Hindu Tak Terima
Dia menuturkan, pejabat pemerintah telah meneleponnya untuk menawarkan dukungan mereka dan sedang menyelidiki siapa yang mungkin berada di balik pesan tersebut.
"Ini situasi yang sulit. Tapi saya yakin anak saya bisa tetap fokus pada apa yang dia suka dan melupakannya," tutur Manzanares.
Pekan lalu, Presiden Kolombia Ivan Duque berjanji untuk menemukan "bandit" yang mengancam Francisco.
Polisi mengatakan penyelidikan sedang berlangsung.
Baca juga: Dijebak Masuk Iran, Aktivis Ini Dieksekusi dengan Cara Digantung
Menurut catatan PBB, sebanyak 53 pembela hak asasi manusia dibunuh di Kolombia pada 2020 dan tambahan 80 pembunuhan pemimpin masyarakat masih diselidiki.
Global Witness, sebuah kelompok hak asasi manusia internasional, menyatakan bahwa 64 pemerhati lingkungan tewas di Kolombia pada 2019.
Tingginya jumlah kematian pemerhati lingkungan menjadikan Kolombia sebagai negara paling berbahaya bagi aktivis lingkungan tahun itu.
Baca juga: Joshua Wong dan Dua Aktivis Pro-demokrasi Hong Kong Dipenjara
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.