Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO: Kekebalan Kelompok terhadap Covid-19 Belum Akan Tercapai pada 2021

Kompas.com - 13/01/2021, 05:01 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

JENEWA, KOMPAS.com - Kepala ilmuwan Badan Kesehatan Dunia (WHO) Soumya Swaminathan mengatakan pada Senin (11/1/2021) bahwa herd immunity atau kekebalan kelompok terhadap virus corona belum akan tercapai pada 2021, meski ketersediaan vaksin meningkat.

Melansir DW pada Senin (11/1/2021) bahwa ada faktor yang melonggarkan kekebalan kelompok tercipta, di antaranya adalah terbatasnya akses vaksin Covid-19 untuk negara berkembang, skeptisme tentang vaksinasi, dan potensi adanya mutasi virus, menurut pakar kesehatan.

Semakin banyak negara di dunia yang berada pada tahap pertama vaksinasi masal, seperti Amerika Serikat, Inggris, Singapura, Jerman, serta negara Uni Eropa lainnya.

Kekebalan kelompok terjadi ketika cukup banyak orang dalam suatu populasi yang memiliki kekebalan terhadap infeksi, sehingga penyakit tidak menyebar.

Baca juga: Dirjen WHO Sangat Kecewa, Tim Ahli yang Bertugas Selidiki Asal-usul Covid-19 Belum Dapat Izin Masuk China

Membuat kemajuan, tetapi vaksin "membutuhkan waktu"

"Kita tidak akan mencapai tingkat kekebalan populasi atau kekebalan kelompok pada 2021," kata Swaminathan dalam sebuah pengarahan.

Ia juga menekankan bahwa aturan seperti social distancing, mencuci tangan, dan menggunakan masker terus diperlukan dalam menahan penyebaran virus corona pada tahun ini.

Baca juga: Khawatir Harga Melonjak, WHO Minta Negara Kaya dan Produsen Vaksin Hentikan Kesepakatan Bilateral

Swaminathan memuji "kemajuan luar biasa" yang dibuat oleh para peneliti untuk mengembangkan beberapa vaksin yang aman dan efektif dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Beberapa negara saat ini mengelola vaksin yang dikembangkan oleh BioNTech-Pfizer, Universitas Oxford/AstraZeneca, dan Moderna.

Ilmuwan WHO menyerukan untuk orang-orang "sedikit bersabar", dan mengatakan bahwa ketersediaan vaksin Covid-19 "membutuhkan waktu" karena skala produksi dosis mencapai miliaran.

Baca juga: Israel Tolak Secara Tidak Resmi WHO untuk Penuhi Vaksin Covid-19 di Palestina

"Vaksin akan datang," katanya.

"Mereka akan pergi ke semua negara...tapi sementara itu kita tidak boleh lupa bahwa ada langkah-langkah yang perlu dilakukan," tambahnya, mengacu pada menjaga kebersihan dan jarak sosial.

Di Amerika Serikat, yang saat ini memiliki jumlah kasus harian tertinggi di dunia, para pejabat mengatakan pada Senin (11/1/2021) bahwa lebih dari 25,4 juta dosis vaksin sejauh ini telah didistribusikan dengan hampir 9 juta dosis telah diberikan kepada publik.

Di Jerman, lebih dari 600.000 orang sejauh ini telah divaksinasi Covid-19, menurut Robert Koch, Institusi kesehatan masyarakat.

Baca juga: Akhirnya, Ilmuwan WHO yang Selidiki Asal-usul Covid-19 Diizinkan Masuk China

Harus skala global

"Kami tidak akan kembali normal dengan cepat," kata Dale Fisher, ketua Jaringan Siaga dan Tanggap Wabah WHO, dalam konferensi yang diselenggarakan oleh kantor berita Reuters.

"Kami tahu kita perlu mendapatkan kekebalan kelompok dan kita membutuhkannya di sebagian besar negara, jadi kami tidak akan melihat itu (kekebalan kelompok) pada 2021," kata Fisher.

"Mungkin ada beberapa negara yang mungkin mencapainya, tapi itu pun tidak akan menciptakan kondisi 'normal', terutama dalam hal pengawasan perbatasan," tambahnya.

Baca juga: WHO: Penyelidikan Asal-usul Covid-19 di Wuhan Bukan untuk Salahkan China

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Warga Thailand Pakai Boneka Doraemon dalam Ritual Panggil Hujan, Kok Bisa?

Warga Thailand Pakai Boneka Doraemon dalam Ritual Panggil Hujan, Kok Bisa?

Global
Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Global
88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

Global
Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Global
Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Global
Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Global
Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Global
Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Global
Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com