WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Kepala Kepolisian Gedung Capitol Amerika Serikat (AS) pada Kamis (7/1/2021) mengatakan, departemennya sedang menyelidiki minimnya pengamanan saat demo massa pro-Trump.
Dalam penyerbuan Capitol Hill atau penyerbuan Gedung Capitol tersebut, massa berhasil merangsek masuk sampai ke dalam gedung bahkan ruang perkantoran.
Steven Sund yang mengepalai badan pengamanan Gedung Kongres AS itu mengatakan, pihaknya sudah memprediksi bakal ada demo menyuarakan Amendemen Pertama hari itu.
Baca juga: Penyerbuan Capitol Hill, 4 Eks Presiden AS Kompak Serang Trump
"Tapi jangan salah - kerusuhan massal ini bukan tentang Amendemen Pertama, ini perilaku kriminal yang berbahaya," ucap Sund dikutip dari AFP.
Penanganan polisi Capitol dalam demo pada Rabu (6/1/2021) itu menarik atensi masyarakat luas, pasalnya bagaimana bisa sebuah gedung pemerintahan hanya dijaga sejumlah kecil petugas.
Aparat pun dengan cepat kewalahan menangani massa, juga telat meminta bantuan kepolisian metropolitan Washington, yang biasanya tidak berwewenang mengamankan properti negara seperti Capitol.
Baca juga: Jadi Sasaran Kerusuhan, Apa Fungsi Gedung Capitol? Ini Penjelasannya
"Pasukan Capitol sedang melakukan tinjauan menyeluruh atas insiden ini, perencanaan keamanan dan kebijakan serta prosedur," imbuh Sund.
Kepala Kepolisian Washington Robert Contee menerangkan, pihaknya baru mendapat telepon minta bantuan pukul 13.00 hari itu, jauh setelah pengunjuk rasa menerobos barikade.
"Semuanya sudah sangat parah saat itu," kata Contee pada Kamis (7/1/2021).
"Jelas ini kegagalan," kata Brian Schatz, Senator dari Hawaii.
"Pengamanan Capitol AS butuh perbaikan total," kicaunya di Twitter.
"Pelanggaran fisik dan penodaan kuil demokrasi kita tidak boleh terjadi lagi."
U.S. Capitol security needs a total overhaul. The physical breaching and desecration of our temple of democracy must never happen again. This was plainly a failure.
— Brian Schatz (@brianschatz) January 7, 2021
Baca juga: Bendera Merah Putih di Demo Capitol Hill Bukan Punya Indonesia, lalu Milik Siapa?
Saat penyerbuan Capitol Hill terjadi, seorang polisi menembak mati satu wanita yang hendak memasuki lorong gedung.
Polisi itu lalu diistirahatkan dengan cuti administratif, dan penembakannya sedang diselidiki, kata Sund.
Ia juga membeberkan, di kerusuhan Capitol Hill itu banyak insiden yang terjadi bersamaan termasuk penemuan doa bom pipa.
"Serangan kerusuhan di Capitol AS tidak seperti yang pernah saya rasakan selama 30 tahun saya menegakkan hukum di sini di Washington DC," ujar Sund.
Baca juga: Demo AS Ternyata Mirip Indonesia, Ada Pedagang Asongan Juga
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.