Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serangan Udara Gempur Pesta Pernikahan di Mali, 20 Orang Tewas

Kompas.com - 06/01/2021, 16:46 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Al Jazeera

BAMAKO, KOMPAS.com – Perancis mengatakan pihaknya menewaskan puluhan milisi dalam sebuah serangan udara pada pekan di sebuah desa di Mali tengah.

Di sisi lain, sejumlah penduduk desa dan organisasi lokal mengatakan sekitar 20 tamu pernikahan tewas oleh tembakan dari helikopter.

Penduduk Desa Bounti mengatakan satu unit helikopter melepaskan tembakan di siang hari pada Minggu (3/1/2021).

Serangan tersebut menyasar sebuah pesta pernikahan sehingga menebarkan kepanikan di antara para tamu pernikahan sebagaimana dilansir dari Al Jazeera, Rabu (6/1/2021).

Baca juga: Ledakan Bom Bunuh 2 Tentara Wanita Perancis di Mali

Salah satu warga setempat, Ahmadou Ghana, mengatakan helikopter tersebut menembaki orang-orang.

“Kami terkejut dengan intensitas serangan. Helikopter itu terbang sangat rendah,” ujar penduduk desa lainnya, Mady Dicko.

Pada Minggu, Tabital Pulakuu, sebuah asosiasi yang mempromosikan budaya kelompok etnik Fulani Mali, melaporkan serangan udara yang merenggut nyawa setidaknya 20 warga sipil dalam sebuah pernikahan.

Seorang juru bicara militer Perancis, Kolonel Frederic Barbry, membantah adanya hubungan antara serangan Perancis dengan pesta pernikahan.

Baca juga: Kudeta Mali: Militer Mau Bebaskan Presiden, tapi Minta Berkuasa 3 Tahun

Barbry mengatakan bahwa pentautan tersebut tidak sesuai dengan informasi yang dikumpulkan sebelum serangan udara.

Barbry mengatakan kepada Associated Press bahwa operasi tersebut mengikuti informasi intelijen yan telah dikumpulkan selama beberapa hari dan menunjukkan adanya pertemuan orang yang mencurigakan.

Militer Perancis menyimpulkan pertemuan itu adalah kelompok bersenjata teroris berdasarkan sikap individu, peralatan mereka, dan informasi intelijen lain.

Di sisi lain, hingga saat ini belum ada komentar langsung dari Pemerintah Mali.

Baca juga: Kudeta Mali: Presiden Mundur Usai Diculik, Tentara Akan Adakan Pemilu

Kepala Bagian Hak Asasi Manusia dari misi PBB di Mali, Guillaume Nguefa, membenarkan insiden tersebut tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Desa Bounti terletak di wilayah Mopti, 600 kilometer dari Ibu Kota Mali, Bamako. Di Mopti, kelompok bersenjata memang memiliki kehadiran yang signifikan.

Wilayah tersebut adalah pusat serangan militer mematikan yang dimulai di Mali utara pada 2012 dan kemudian berlanjut ke negara tetangga, Burkina Faso dan Niger.

Baca juga: Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keïta Mundur Setelah Kena Kudeta, Apa Pemicunya?

Ribuan tentara dan warga sipil tewas dalam konflik tersebut sementara ratusan ribu orang terpaksa meninggalkan rumah mereka.

Jauh dari pertempuran, tragedi di Desa Bounti akan meningkatkan tekanan pada pemerintahan sementara Mali, yang didominasi oleh tokoh-tokoh dengan hubungan militer.

Perwira militer menggulingkan Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita pada 18 Agustus 2020 setelah aksi protes digelar selama berpekan-pekan lamanya.

Baca juga: Disandera Tentara Pemberontak, Presiden Mali Mengundurkan Diri: Apakah Saya Punya Pilihan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Rusia Masukkan Presiden Zelensky ke Dalam Daftar Orang yang Diburu

Rusia Masukkan Presiden Zelensky ke Dalam Daftar Orang yang Diburu

Global
[UNIK GLOBAL] Viral Pria India Nikahi Ibu Mertua | Galon Air Jadi Simbol Baru Protes Pro-Palestina

[UNIK GLOBAL] Viral Pria India Nikahi Ibu Mertua | Galon Air Jadi Simbol Baru Protes Pro-Palestina

Global
Rusia Jatuhkan 4 Rudal Jarak Jauh ATACMS Buatan AS yang Ditembakkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 4 Rudal Jarak Jauh ATACMS Buatan AS yang Ditembakkan Ukraina

Global
Kelompok Bersenjata di Gaza Rampok Bank Palestina Rp 1,12 Triliun

Kelompok Bersenjata di Gaza Rampok Bank Palestina Rp 1,12 Triliun

Global
Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Dilanjutkan di Mesir

Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Dilanjutkan di Mesir

Global
Penembakan di Dekat Paris, 1 Tewas dan Melukai 6 Orang

Penembakan di Dekat Paris, 1 Tewas dan Melukai 6 Orang

Global
Populasi Menurun, Nyaris 4 Juta Rumah Kosong di Jepang

Populasi Menurun, Nyaris 4 Juta Rumah Kosong di Jepang

Global
Zebra Kabur di Jalan Raya AS, Penunggang Rodeo Datang Menyelamatkan

Zebra Kabur di Jalan Raya AS, Penunggang Rodeo Datang Menyelamatkan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com