Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kudeta Mali: Presiden Mundur Usai Diculik, Tentara Akan Adakan Pemilu

Kompas.com - 20/08/2020, 13:59 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber BBC

BAMAKO, KOMPAS.com - Para tentara yang menggulingkan Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita mengatakan, mereka berencana membentuk pemerintahan transisi sipil dan mengadakan pemilihan umum baru.

Juru bicara tentara Mali mengatakan, mereka bertindak untuk mencegah negara itu jatuh lebih jauh ke dalam kekacauan.

Presiden Keita mundur pada Selasa (18/8/2020) malam waktu setempat, dengan berkata dia tidak mau ada "pertumpahan darah untuk membuat saya tetap berkuasa."

Baca juga: Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keïta Mundur Setelah Kena Kudeta, Apa Pemicunya?

Dewan Keamanan PBB mengecam "pemberontakan" itu, dan mendesak presiden serta para pejabatnya segera dibebaskan.

Semua pasukan harus "kembali ke barak mereka tanpa ditunda," kata Dewan Keamanan PBB yang dikutip BBC Kamis (20/8/2020).

Sementara itu Uni Afrika sepakat untuk menangguhkan Mali. Dewan Keamanan yang beranggotakan 15 orang menyerukan "pemulihan tatanan konstitusional" dan pembebasan serta para pejabat pemerintah lainnya.

Mali yang luas negaranya membentang hingga Gurun Sahara adalah salah satu negara termiskin di dunia.

Negara yang beribu kota di Bamako itu sudah beberapa kali mengalami kudeta militer, dan sedang berjuang menahan gelombang serangan milisi juga kekerasan etnis.

Baca juga: Disandera Tentara Pemberontak, Presiden Mali Mengundurkan Diri: Apakah Saya Punya Pilihan?

Apa kata para tentara?

Para prajurit yang menyebut diri mereka Komite Nasional Penyelamatan Rakyat, berkata mereka tidak ingin tetap berkuasa.

"Kami memperhatikan stabilitas negara, yang akan memungkinkan kami menyelenggarakan pemilu, agar Mali bisa melengkapi diri dengan lembaga-lembaga yang kuat dalam batas waktu yang wajar," kata juru bicara Kolonel Ismael Wague yang juga wakil kepala Angkatan Udara, dikutip dari BBC.

Dalam pernyataan yang disiarkan televisi, dia mendesak kelompok sipil dan politik Mali membantu menciptakan "transisi politik yang mengarah ke pemilu kredibel, guna pelaksanaan demokrasi lewat rancangan yang akan meletakkan dasar bagi Mali baru."

Ia juga mengumumkan penutupan semua perbatasan udara dan darat. serta jam malam dari pukul 21.00-05.00 keesokan harinya.

Baca juga: Desa di Mali Diserang dan Dibakar, 26 Orang Tewas

Apa kata Presiden Keita?

Keita mengumumkan pengunduran dirinya pada Selasa malam, dalam pidato singkat yang disiarkan televisi pemerintah.

"Jika hari ini, elemen tertentu dari angkatan bersenjata kita ingin ini diakhiri melalui intervensi mereka, apakah saya punya pilihan?"

"Saya tidak membenci siapa pun, cinta saya pada negara tidak memungkinkan saya untuk melakukannya. Semoga Tuhan menyelamatkan kita," ucapnya dikutip dari BBC.

Halaman:
Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com