Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertama dalam Sejarah, Metro Moskwa Izinkan Perempuan Jadi Masinis

Kompas.com - 06/01/2021, 08:09 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

MOSKWA, KOMPAS.com - Pihak Metro Moskwa, kereta listrik Rusia pada Minggu (3/1/2021) mengatakan bahwa pihaknya mempekerjakan pengemudi perempuan untuk pertama kalinya dalam sejarah.

Melansir Moscow Times, perubahan terbaru terjadi dalam Undang-Undang Rusia yang kontroversial, yang sebelumnya melarang perempuan berperan dalam banyak profesi.

Pihak Sistem Transportasi ibu kota Rusia mengatakan bahwa pengemudi kereta listrik perempuan pertama dalam sejarah modern akan mulai bekerja untuk Metro Moskwa.

Baca juga: Kabar Mayat Menumpuk di RS Daerah, Pasien Covid-19 di Moskwa Mengaku Lebih Beruntung

Metro sendiri dibangun di era Soviet sebagai benda pameran Komunis. Secara historis, kereta itu dioperasikan oleh laki-laki karena pekerjaan itu dikategorikan pemerintah sebagai pekerjaan berbahaya bagi kesehatan perempuan.

Larangan akses bagi perempuan ke banyak profesi dikritik secara luas, dan keputusan Kementerian Tenaga Kerja pada September tahun lalu memangkas jumlah profesi khusus laki-laki dari 456 profesi menjadi sekitar 100.

Pernyataan mengemudikan kereta Metro berbahaya bagi perempuan hanyalah pembenaran dan mendapat banyak kecaman.

Baca juga: Putin Muncul Pertama Kali Pasca Lockdown Moskwa Dicabut

Di dalam kereta Metro sendiri banyak pekerja perempuan baik sebagai pembersih, kasir maupun monitor eskalator.

Departemen Transportasi Moskwa mengatakan karena otomatisasi proses mekanis, pengoperasian kereta tidak lagi "terkait dengan pengerahan tenaga fisik yang berat."

Pada tahun 2000, disepakati bahwa perempuan dilarang berprofesi di pertambangan, pengerjaan logam, dilarang memiliki posisi sebagai sopir bus, pelaut, penerjun payung, mekanik mobil dan bahkan pembuat alat musik tiup.

Baca juga: Pemkot Moskwa Minta Lansia di Atas 65 Tahun Tinggal di Rumah Selama Covid-19, Kecuali Putin

Pada tahun 2021, banyak profesi yang dibuka untuk perempuan di Rusia.

Kereta api Rusia, yang memonopoli perkeretaapian negara sebelumnya mengumumkan profesi pengemudi kepada perempuan mulai tahun ini.

Baca juga: Bak Adegan Video Game, Warga Moskwa Saksikan Baku Tembak Pakai AK-47 di Siang Bolong

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com