Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tuai Kontroversi, Reality Show di China Buramkan Dekorasi untuk Perayaan Natal

Kompas.com - 05/01/2021, 11:50 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

BEIJING, KOMPAS.com - Sebuah program reality show di China menuai kontroversi, setelah mereka memburamkan dekorasi hotel untuk perayaan Natal.

Mango TV, kanal yang menjadi bagian dari Hunan Television, menayangkan episode terbaru Who’s the Murderer yang sudah memasuki musim keenam pada 24 Desember.

Karena bertepatan dengan Malam Natal, maka syuting dilakukan di sebuah hotel, yang saat itu tengah memajang berbagai dekorasi seperti pohon terang.

Baca juga: Jack Ma Tak Muncul di Reality Show-nya Setelah Kritik Pemerintah China

Namun, reality show itu menjadi sorotan karena menyensor ornamen itu, langkah untuk menghindari semprotan pemerintah China.

Who’s the Murderer merupakan program di mana para anggotanya memainkan beragam peran di sebuah "lokasi kejahatan", dan menebak siapa pembunuhnya.

Pemerintah "Negeri Panda" dilaporkan melarang adanya festival dari negara Barat atau melakukan pemujaan terhadap agama negara lain.

Hasilnya, para pemeran Who’s the Murderer nampak beradu peran dalam "kekacauan", karena bahkan mereka mengenakan topi yang diburamkan.

Meski tidak ada dokumen resmi, praktik pelarangan berbagai kebudayaan maupun festival yang ada hubungannya dengan negara Barat mulai dilarang di China.

Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah sekolah melarang adanya perayaan Natal, bahkan pria mengenakan anting-anting tak luput dari sensor.

Baca juga: Barack Obama Sebut Trump Presiden Reality Show

Diduga, praktik pelarangan itu ada kaitannya dengan dokumen yang dikeluarkan Komite Pusat dan Dewan Negara Partai Komunis China.

Dilansir Oddity Central Senin (4/1/2021), dokumen itu berisi anjuran untuk mengembangkan dan mempromosikan warisan budaya China.

Setelah episode terbaru tayang pada 24 Desember, Mango TV mendapatkan kritikan dari pemirsa, yang mengritik tindakan sensor mereka berlebihan.

"Meski Natal bukan festival China, banyak orang merayakannya untuk menciptakan atmosfer gembira. Aneh jika mereka memburamkannya," kata seorang netizen.

Baca juga: Novel The Supernumerary Project, Komedi Romantis Berlatar Reality Show

Warganet lainnya menyatakan, banyak orang merayakan hari yang identik dengan kelahiran Yesus Kristus itu sebagai bentuk kegembiraan.

Kondisi itu jelas menguntungkan di sisi ekonomi, karena banyak orang bakal menghabiskan uang mencari hadiah bagi orang terkasih.

"Ini tak ada kaitannya dengan memuja Barat. Mayoritas tak menganggap Natal ada kaitannya dengan agama tertentu," jelas si warganet.

Kontroversi karena pemburaman episode reality show itu sampai juga di Twitter. Sehari setelahnya, Mango TV menghapus kebijakan mereka.

Baca juga: Insiden Panda, YG Putuskan Tunda Rilis Reality Show BLACKPINK

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com