Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tenang Saja, di Tangan Pemuda Ini, Ular Tak Akan Berakhir di Mangkuk Sup!

Kompas.com - 04/01/2021, 07:15 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

HONG KONG, KOMPAS.com - Berbagai jenis ular "tinggal" di Hong Kong, dari King Cobra yang sangat berbisa sampai spesies besar seperti piton Burma.

Di masa lalu, banyaknya ular melahirkan pekerjaan baru yakni 'penangkap ular komersil'. Ular-ular yang ditangkap biasanya akan dijual atau pun berakhir menjadi sup.

Berbeda dengan para penangkap ular komersial itu, melansir Associated Press (AP), Ken Lee pemuda 31 tahun, menangkap ular di Hong Kong untuk membantu sesama warga.

Jika ada reptil ini merayap di dalam rumah atau mendekati permukiman, Lee akan dipanggil dan pria itu akan menangkap ular yang mengganggu.

Baca juga: Truman, Anjing Pelacak Ular Piton Berhasil di Misi Pertamanya

Lee, bisa dibilang salah satu dari generasi baru penangkap ular yang selalu berusaha melepaskan reptil itu kembali ke alam liar.

“Ada saat-saat di mana orang telah menangkap ular sebelum saya tiba di tempat kejadian, tapi sayangnya beberapa dari ular itu terbunuh atau terluka parah,” kata Lee yang ternyata terdaftar menjadi salah satu penangkap ular termuda di Hong Kong.

“Beberapa orang menangkap ular dengan berani, tetapi sebenarnya hal itu membahayakan satwa liar.”

Lee rupanya belajar menangkap secara otodidak. Ular pertama yang dia tangani adalah ketika dia berusia 17 tahun, bekerja sebagai pekerja magang di toko ular Hong Kong.

Pengalamannya itu memacu dia untuk belajar lebih banyak tentang keanekaragaman hayati dan biologi. Lee pun melanjutkan studi di bidang itu di universitas di Taiwan.

Baca juga: Seorang Penderita Covid-19 Buta dan Lumpuh setelah Digigit Ular Kobra Hitam

Menangkap ular untuk dikembalikan ke alam 

Dalam gambar yang diambil dari sebuah video, Ken Lee, seorang penangkap ular terdaftar, memegang ular piton saat dia berbicara selama wawancara di Hong Kong Society of Herpetology Foundation di Hong Kong 10 Desember 2020. Hong Kong adalah rumah bagi berbagai ular, dari king cobra yang berbisa hingga spesies yang lebih besar seperti python Burma. Setiap kali salah satu reptil ini terlihat merayap ke dalam rumah atau mendekati daerah pemukiman, Lee adalah salah satu penangkap ular yang dipanggil untuk menangkap makhluk itu.AP Dalam gambar yang diambil dari sebuah video, Ken Lee, seorang penangkap ular terdaftar, memegang ular piton saat dia berbicara selama wawancara di Hong Kong Society of Herpetology Foundation di Hong Kong 10 Desember 2020. Hong Kong adalah rumah bagi berbagai ular, dari king cobra yang berbisa hingga spesies yang lebih besar seperti python Burma. Setiap kali salah satu reptil ini terlihat merayap ke dalam rumah atau mendekati daerah pemukiman, Lee adalah salah satu penangkap ular yang dipanggil untuk menangkap makhluk itu.

Ketika sedang melakukan pekerjaannya, Lee menggunakan berbagai peralatan seperti sarung tangan anti tusukan, tongkat, kait, obor dan tas. Namun, pernah juga dia menangkap ular dengan tangan kosong.

Awal Desember 2020, Lee sempat menjadi berita utama ketika berhasil menangkap ular piton Burma sepanjang 3 meter di desa Tai Pak Tin, di distrik New Territories pedesaan Hong Kong.

Di bulan yang sama, Lee juga dipanggil ke sebuah bangunan tempat tinggal yang bertingkat tinggi di sebuah pedesaan untuk menangkap ular bambu berbisa, ular berwarna hijau yang gigitannya bisa menyebabkan luka parah.

Setiap ular yang berhasil dia tangkap, dia kirim ke Kadoorie Farm and Botanical Garden, sebuah organisasi nirlaba lokal yang menaungi hewan liar yang diselamatkan.

Baca juga: Remaja 17 Tahun Mengaku 8 Kali Digigit Ular yang Sama dalam 1 Bulan

Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan kesehatan, sebagian besar ular yang ditangkap akan dilepas kembali ke taman satwa lokal.

“Saya berharap semua hewan liar ini bisa dikembalikan ke alam,” kata Lee.

Saat ini, Lee bekerja sebagai asisten peneliti di empat universitas di kota itu dan menjadi relawan di Hong Kong Society of Herpetology Foundation, sebuah organisasi nirlaba yang didedikasikan untuk studi reptil dan amfibi.

Meskipun Hong Kong memiliki area hijau luas yang berfungsi sebagai habitat ular yang berbeda, Liz Rose-Jeffreys, petugas konservasi Kadoorie Farm, berpendapat bahwa perkembangan perkotaan di kota-kota Hong Kong dapat mengancam kelangsungan hidup spesies ular.

Baca juga: Cari Kehangatan, Ular Piton Meringkuk dalam Selimut Elektrik

“Saya pikir ini sungguh suatu bentuk saling menghormati. Mereka adalah tetangga liar kita, mereka sudah berada di sini lebih lama daripada kita, dan menurut saya kita memiliki kewajiban untuk menghormati alam,” kata Rose-Jeffreys.

"Mereka merupakan bagian penting dari ekosistem kita, jadi jika kita harus menghilangkan ular, maka hal itu akan mengganggu keseimbangan yang telah ditetapkan bertahun-tahun lamanya."

Baca juga: Sedang Duduk di Toilet, Penis Remaja Ini Digigit Ular Piton

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com