Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Australia Perang Dagang dengan China, Apakah Indonesia Bisa Jadi Pasar Baru yang Menguntungkan?

Kompas.com - 31/12/2020, 17:11 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Editor

"Ketika mengakui kompleksitas Indonesia, [yang berbentuk] kepulauan dengan tujuh belas ribu pulau dan lapisan politik yang tak terhitung jumlahnya, kita kemudian bisa mengerti."

Secara historis, para pemimpin Australia telah menyebutkan perbedaan budaya dan politik sebagai alasan lemahnya kerja sama dengan Indonesia.

Namun menurut Arianto Patunru, Koordinator Keterlibatan Kebijakan di Indonesia Project dari Australian National University, Australia belum memprioritaskan Indonesia sebagai mitra dagang karena kedua negara sangat mirip.

"Indonesia dan Australia lebih banyak persamaannya ketimbang perbedaannya. Misalnya, sama-sama mengekspor komoditas sumber daya alam ke Cina," kata Arianto.

Baca juga: Curhat Pemetik Buah Asing di Australia: Seperti Perbudakan Modern

Indonesia dan Australia sama-sama eksportir batu bara, minyak, gas dan mineral.

"Wajar saja kalau keduanya tidak saling memprioritaskan untuk tujuan ekspor," ujar Arianto.

Cyrus juga setuju soal ini dengan mengatakan, "ekspor bahan mentah dan ekspor pertanian akan jadi tantangan".

Misalnya saja, permintaan bijih besi dan batu bara dari Australia sangat rendah, karena dua komoditas ekspor terbesar di Australia ini jumlahnya sudah melimpah di Indonesia.

Dengan kata lain, China tidak dapat digantikan dengan mudah oleh Indonesia sebagai tujuan ekspor Australia untuk dua komoditas tersebut.

Sektor pendidikan masih jadi harapan, tapi bukan satu-satunya

Walaupun Indonesia bukan solusi untuk perang dagang dengan China, Cyrus menggarisbawahi perlu adanya kesadaran soal potensi perdagangan dengan Indonesia.

"Kita harus mulai dengan apa yang bisa ditawarkan Australia dan melihat kalau ada permintaan untuk hal itu atau kalau permintaan dapat diciptakan," katanya.

Salah satunya adalah bidang pendidikan, yang merupakan salah satu dari lima komoditas ekspor utama Australia.

Baca juga: Tambang Seng dan Timbal Rusak Situs Suci, Suku Aborigin Minta Ganti Rugi Pemerintah Australia

Permintaan atas pendidikan Australia di luar negeri juga dilaporkan telah meningkat dan akan terus berkembang, termasuk di Indonesia.

"Berdasarkan model lama, anak-anak [Indonesia] dikirim ke Australia untuk belajar, baik di perguruan tinggi maupun SMP dan SMA. Model itu akan berubah juga," kata Cyrus.

Upaya membawa pendidikan Australia masuk Indonesia mulai terlihat, setelah Monash University dan Central Queensland University mendirikan kampusnya di Jakarta

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com