Setelah renovasi selesai, al-Ruzzi mengatakan tujuannya adalah untuk mengubah bangunan menjadi tempat kegiatan budaya dan seni karena fasilitas seperti itu hanya sedikit di Gaza.
Baca juga: Berselang Sepekan, Israel Kembali Serang Gaza
“Ini satu-satunya sekolah yang masih mempertahankan arsitekturnya, masih memiliki ruang kelas. Jelas bahwa sekolah ini digunakan sampai saat ini untuk pendidikan dan kegiatan menghafal Al-Qur'an karena berada di kota tua, "kata Jamal Abu Rida, Direktur Departemen Arkeologi di Kementerian Pariwisata Gaza.
Penduduk Gaza dilanda masalah keuangan, blokade Israel-Mesir, dan kini memerangi wabah virus corona.
Kampanye untuk melindungi situs warisan dan arkeologi bukanlah prioritas utama, tetapi tetap mendapat sambutan baik.
“Inisiatif ini sangat penting karena tujuannya untuk melestarikan warisan budaya,” kata al-Astal.
Beberapa blok dari sekolah, ada tim lain yang sedang mengerjakan renovasi Istana Ghussein, dinamai sesuai nama keluarga yang telah memilikinya selama 200 tahun.
Baca juga: Diserang Roket dari Gaza, Israel Balas Tembaki Pos-pos Hamas
Para pekerja mengikis batu bata untuk menghilangkan debu tebak, sementara lainnya melakukan pengukuran kusen pintu.
Pengerjaan rumah ini dimulai pada Agustus dan dijadwalkan selesai pada Januari mendatang.
"Terbengkalai cukup lama dan memiliki banyak retakan serta masalah lainnya,” kata Nashwa Ramlawi, arsitek yang memimpin restorasi.
“Tempat itu memiliki warisan dan nilai budaya yang bagus. Kami akan mendedikasikannya untuk melayani komunitas; pusat budaya, layanan, atau kegiatan sosial yang terbuka untuk semua orang," tuturnya.
Baca juga: PBB: Warga Gaza Mengais Sampah Demi Mendapatkan Makanan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.