Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pekerjakan Terlalu Banyak Perempuan, Kota Paris Didenda Rp 1,5 Miliar

Kompas.com - 16/12/2020, 07:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

PARIS, KOMPAS.com – Pihak berwenang di Kota Paris, Perancis, didenda 90.000 euro (Rp 1,5 miliar) karena mempekerjakan terlalu banyak perempuan pada posisi senior.

Denda tersebut dikeluarkan oleh Kementerian Layanan Publik Perancis sebagaimana dilansir dari AFP, Selasa (15/12/2020).

Kementerian Layanan Publik Perancis berdalih bahwa balai kota Paris telah melanggar aturan nasional tentang kesetaraan gender dalam susunan stafnya pada 2018.

Pemberian denda tersebut langsung disambut ejekan oleh Wali Kota Paris, Anne Hidalgo, dan menyebutnya sebagai keputusan yang absurd.

Baca juga: Demo di Perancis Lagi-lagi Berujung Bentrok, 142 Orang Ditangkap Polisi

"Saya dengan senang hati mengumumkan bahwa kita telah didenda," kata Hidalgo pada pertemuan dewan kota, Selasa.

Dia menambahkan bahwa perasaannya diliputi dengan “kegembiraan” ketika dia mengetahui hukuman itu.

Hidalgo mengatakan dia disalahkan karena ada 11 perempuan dan hanya lima laki-laki yang mengisi posisi manajemen di balai kota pada 2018.

Itu berarti, lebih dari 69 persen komposisi jabatan manajemen jatuh ke tangan perempuan.

Baca juga: Presiden Macron Galang Dukungan Kabinet untuk RUU Anti-Separatime Perancis

"Manajemen balai kota tiba-tiba menjadi terlalu feminis," ujar Hidalgo sambil tertawa dengan maksud menyindir denda tersebut.

Hidalgo, yang merupakan sosialis, terpilih kembali untuk masa jabatan baru di pucuk pimpinan Paris tahun lalu.

Menurut keputusan denda yang dikutip oleh harian Le Monde, balai kota Paris melanggar aturan sejak 2013, yang menetapkan bahwa satu jenis kelamin tidak boleh menyumbang lebih dari 60 persen untuk posisi manajemen.

Baca juga: Terlepas dari Isu HAM, Perancis Akan Tetap Jual Senjata ke Mesir

Membayar denda

Hidalgo mengatakan bahwa dia akan membawa cek denda tersebut kepada pemerintah Perancis.

Selain itu, dia akan memberikan cek tersebut bersama dengan Wakil Wali Kota Paris dan semua wanita yang bekerja untuknya.

"Denda ini jelas tidak masuk akal, tidak adil, tidak bertanggung jawab dan berbahaya,” ujar Hidalgo dengan nada suara yang serius.

Dia menambahkan bahwa wanita di Perancis harus dipromosikan dengan semangat karena ketertinggalan wanita di Perancis masih sangat besar.

Baca juga: Rusuh Demo di Paris Dipicu UU yang Batasi Kebebasan Sipil

“Ya, untuk mencapai keseimbangan suatu hari nanti, kita harus mempercepat tempo dan memastikan lebih banyak perempuan yang diangkat daripada laki-laki,” kata Hidalgo.

Melalui Twitter, Menteri Layanan Publik Perancis Amelie de Montchalin dari partai Republic on the Move yang berkuasa mengakui bahwa denda tersebut dijatuhkan untuk tahun 2018.

Dia menambahkan bahwa sejak saat itu, aturan "absurd" tentang keseimbangan dalam manajemen telah dicabut.

"Saya ingin denda yang dibebankan kepada Paris pada 2018 dipergunakan untuk membiayai tindakan konkret mempromosikan perempuan dalam pelayanan publik. Saya mengundang Anda ke kementerian untuk membahasnya," kata Amelie.

Baca juga: Kelompok Black Blocs Disebut Dalang Kerusuhan di Paris, Siapa Mereka?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Global
Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Global
Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Global
Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Global
Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Global
Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Global
Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com