Total ada 90 ml filler di wajahnya, di antaranya ada di bagian bibir, pipi, dan dagu. Selain suntik filler, Simsa juga menjalani suntikan Botox.
Meski sering berpenampilan seperti wanita, Simsa mengaku masih memiliki kepribadian laki-laki.
Simsa mengaku sejak lama tertarik dengan tampilan boneka Barbie. Itulah sebabnya ia memutuskan mengubah wajahnya menjadi lebih feminim layaknya boneka plastik tersebut.
Masih tidak puas dengan penampilannya, ia pergi ke Slovakia untuk operasi pengencangan bibir meski pandemi Covid-19 sudah merebak. Tindakannya itu menghabiskan biaya 2.274 poundsterling (Rp 42,7 juta).
Berbeda dengan mayoritas orang yang bangga memamerkan tubuh yang atletis, selebgram satu ini terkenal karena ukuran XXXL-nya.
View this post on Instagram
Untuk memuaskan pengikutnya, Bryan mampu mengonsumsi makanan sebanyak 10.000 kalori untuk mempertahankan perutnya yang besar dan bulat.
Pria 44 tahun asal Palm Beach, Amerika Serikat itu sudah "berjuang" meningkatkan berat badannya sejak 20 tahun lalu. Saat itu ia hanya 84 kilogram, tapi sekarang bobotnya sudah mencapai 227 kilogram.
Baca juga: Demi Puaskan Penggemar, Selebgram Berbobot 227 Kg Ini Konsumsi 10.000 Kalori per Hari
Bryan bahkan kini punya situs berbayar bagi penggemar untuk "memamerkan" tubuhnya yang besar. Para penggemar rela membayar 20 dollar AS (sekitar Rp 297.000) per bulan di situs OnlyFans.
Namun beratnya yang tidak proporsional juga mendapat komentar pedas. Beberapa kritikus online mengecam Bryan karena bentuk tubuhnya yang berpotensi tidak sehat.
Selebgram Filipina satu ini baru saja melakukan perombakan ekstrem dengan menghitamkan wajahnya.
Ken Francisco de Dios mengunggah foto wajah hitamnya pada Minggu (31/5/2020). Dia terlihat mengenakan riasan tebal berwarna hitam dan rambut palsu, bersama dengan tulisan Black Lives Matter.
Menurutnya, hal itu dilakukan sebagai bentuk partisipasi dalam demonstrasi bertajuk Black Lives Matter.
Baca juga: Hitamkan Wajah untuk Dukung Demo George Floyd, Selebgram Filipina Dihujat
Demonstrasi ini merebak tidak hanya di AS tapi juga negara-negara lainnya. Setelah seorang pria kulit hitam bernama George Floyd tewas akibat lehernya ditindih lutut polisi kulit putih di Minnesota, Amerika Serikat (AS).
Namun, alih-alih mendapat simpati, kecaman justru membanjiri unggahannya di twitter. Ratusan warganet menilai dukungannya hanya dibuat-buat dan ikut-ikutan saja.
Salah satu warganet berkomentar "Sayang sekali riasan tidak bisa memperbaiki sifat."
Reaksi keras warganet akhirnya membuat Ken menghapus unggahannya dan melayangkan permintaan maaf di Facebook.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.