Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati Dampak Penganiayaan Anak Dorong Kematian Dini Dua Kali Lebih Tinggi

Kompas.com - 15/12/2020, 20:07 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Editor

CANBERRA, KOMPAS.com - Sebuah studi di Australia menemukan bahwa anak-anak korban penganiayaan menghadapi kemungkinan meninggal di usia muda dua kali lebih tinggi.

Studi tersebut dipublikasikan oleh Universitas Australia Selatan (University of South Australia/UniSA) pada Senin (14/12/2020).

Para peneliti mengatakan studi tersebut, menjadi penelitian pertama di dunia yang mempelajari dampak penganiayaan anak terhadap risiko kematian di usia remaja atau dewasa muda.

Baca juga: Narapidana Pemerkosaan Anak Bebas Penjara, Warga Korea Selatan Sambut dengan Lemparan Telur

Studi itu berfokus pada kehidupan 331.000 warga Australia Selatan yang berusia muda, dengan 1 dari 5 orang pernah melakukan kontak dengan Layanan Perlindungan Anak.

Sebanyak 980 orang dalam kelompok tersebut meninggal di usia antara 16 sampai 33 tahun, seperti yang dilansir dari Xinhua News pada Selasa (15/12/2020).

Menurut studi bahwa kematian akibat alkohol, keracunan, zat lainnya atau gangguan kesehatan mental, 5 kali lebih mungkin terjadi di antara mereka yang pernah jadi korban penganiayaan, dibandingkan mereka yang tidak pernah mengalaminya.

Baca juga: Perjuangan Pria Uighur Berpisah 3 Tahun dengan Istri dan Anak, Akhirnya Bersatu di Australia

Selain itu, kemungkinan mereka melakukan bunuh diri 3 kali lebih tinggi.

Leonie Segal, kepala peneliti UniSA, menyebut temuan itu mengkhawatirkan.

"Anak muda yang mengalami penganiayaan saat masih kanak-kanak atau tidak melapor ke (layanan) perlindungan anak, dan kondisinya sudah tergolong sebagai masalah serius, menghadapi kemungkinan meninggal di usia muda 2 kali lebih tinggi dibanding anak-anak yang tidak pernah berurusan dengan layanan perlindungan anak," paparnya dalam pernyataan media.

Baca juga: China Butuh 3 Anak Tiap Rumah Tangga untuk Dongkrak Ekonomi, Kenapa?

"Hasil ini menuntut perhatian kita...Bagaimana kita bisa menjadi lebih baik, mulai dari usia dini, untuk menghentikan terjadinya kematian sebelum waktunya," lanjut Segal.

Terlepas dari temuan dalam penelitian tersebut, Segal mengatakan ada peluang untuk memperbaiki masa depan para korban penganiayaan ini.

"Menunggu sampai upaya bunuh diri pertama dilakukan oleh seorang remaja atau orang dewasa muda sebelum melakukan intervensi adalah kesempatan besar yang disia-siakan," ucapnya.

Baca juga: Temuan Menara Tengkorak Berisi Ratusan Tulang Manusia, Termasuk Wanita dan Anak-anak

Menurutnya, jika terdapat seorang bayi, anak, atau remaja menghadapi risiko, maka dapat menawarkan bantuan intensif berbasis kekeluargaan yang diperlukan, sebelum lebih banyak lagi anak muda yang mengalami kematian dini.

"Sebagai masyarakat, kita perlu menyadari peran kita dalam tragedi ini," imbuh Segal.

Baca juga: Hampir Separuh Pengantin Baru di Korsel Tidak Punya Anak pada 2019, Ini Sebabnya...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com