Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhan Inggris: Drone Bayraktar TB2 Turki Ancaman Nyata bagi Musuh

Kompas.com - 14/12/2020, 12:02 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Menteri Pertahanan (Menhan) Inggris, Ben Wallace, mengakui bahwa pesawat nirawak alias unmanned aerial vehicle (UAV) bikinan Turki, Bayraktar TB2, merupakan ancaman yang nyata bagi musuh.

Hal itu diungkapkan Wallace dalam webinar yang digelar oleh lembaga think tank asal Inggris, the Royal United Services Institute for Defense and Security Studies (RUSI), pada Jumat (11/12/2020).

Dilansir dari Anadolu Agency, Sabtu (12/12/2020), Wallace mengatakan dalam webinar tersebut bahwa Bayraktar TB2 terbukti ampuh menghancurkan kendaraan lapis baja, bahkan sistem pertahanan udara di Suriah, Libya, dan beberapa tempat lain.

Baca juga: China Gunakan Drone Pelontar Api untuk Basmi Sarang Tawon di Sebuah Desa

"Drone ini lahir dari inovasi Turki. (Awalnya) Turki dilarang mendapat akses ke program asing yang sangat bagus, mereka (Turki) lalu melakukan apa yang dulu kami (Inggris) lakukan dengan sangat baik - mereka berinovasi,” kaat Wallace.

Wallace menambahkan Bayraktar TB2 memiliki kemampuan yang mampu menghadirkan tantangan yang nyata bagi musuh.

“TB2 dan senjata yang menyertainya menggabungkan kemampuan teknis dengan keterjangkauan. Itu berarti komandan mereka (Turki) dapat mengesampingkan kekurangannya namun tetap menghadirkan tantangan nyata bagi musuh,” kata Wallace.

Baca juga: AS Akan Jual Drone Bersenjata Senilai Rp 41,4 Triliun ke UEA

Dalam webinar tersebut, dia juga menyoroti lanskap konflik global yang berubah dan ancaman yang dihadapi Inggris saat ini.

Dia menambahkan, pihak Barat cenderung membagi konflik menjadi dua jenis yakni pertempuran, yang berarti saling jual-beli tembakan, dan ketegangan sebelum pertempuran benar-benar terjadi.

“Padahal sebenarnya konflik hari ini biasanya dilakukan melalui aktivitas tanpa adanya kekerasan tetapi tidak diragukan lagi, aktivitasnya saling bermusuhan,” jelasnya Wallace.

Baca juga: Azerbaijan Klaim Jatuhkan Drone Kamikaze Milik Armenia

 

Dia mengakui bahwa pembagian konflik menjadi dua jenis merupakan pendekatan yang biasa pihak Barat lakukan.

“Ini membuat kami sangat rentan terhadap mereka yang tidak bermain dengan aturan yang sama, terutama pada tahap ketegangan sebelum pertempuran benar-benar terjadi,” sambung Wallace.

Wallace juga menekankan bahwa langkah yang dibuat oleh musuh Inggris berada pada domain baru dan domain mereka tidak terjadi secara kebetulan.

Baca juga: Makin Canggih, China Uji Coba Drone Pembawa Peluncur Granat

“Mereka adalah hasil dari pendekatan yang dipelajari terhadap kekuatan dan kelemahan kami. Mereka cair, kami statis,” tambah Wallace.

“Mereka menggunakan kesiapan, inovasi, dan kehadiran, sementara kami tetap sepenuhnya dapat diprediksi dalam proses dan postur kami,” imbuhnya.

Baca juga: Coba Selundupkan Ganja ke Penjara, Drone Pria Ini Malah Tersangkut Pagar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com