Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Berdamai dengan Taliban, Afghanistan akan Fokus Lawan ISIS

Kompas.com - 06/12/2020, 21:53 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

MANAMA, KOMPAS.com - Proses kesepakatan damai yang sukses dengan Taliban akan memungkinkan pemerintah Afghanistan untuk memfokuskan sumber daya dalam melawan kelompok ISIS, kata penasihat keamanan Nasional Afghanistan pada Sabtu (5/12/2020).

Afghanistan bergulat dengan gelombang kekerasan yang memburuk, meskipun pembicaraan damai penting dengan Taliban telah imulai pada September di Qatar.

Kelompok milisi ISIS telah mengklaim serangkaian serangan terhadap sasaran yang rentan di Afghanistan, termasuk serangan pada November di universitas Kabul.

Berdasarkan laporan saksi mata bahwa terdapat orang-orang bersenjata meledakkan granat dan menyemprotkan tembakan otomatis ke seluruh kampus.

Baca juga: Sempat Macet, Negosiasi Damai Taliban-Afghanistan Lanjut Lagi ke Babak Baru

Hamdullah Mohib, penasihat keamanan nasional Afghanistan, mengatakan bahwa meskipun ISIS telah dikeluarkan dari wilayah yang dikuasainya dan sumber pendanaannya terganggu, kelompok itu mempertahankan "jaringan teror".

"Tentu saja serangan-serangan itu sendiri cukup merusak, mereka menimbulkan banyak ketakutan bagi rakyat kami, dan kami bekerja sangat keras untuk mencegah mereka menyerang kota-kota kami," kata Mohib kepada AFP.

"Kami menghadapi banyak ancaman...jadi sumber daya kami terkuras," katanya di sela-sela konferensi keamanan di ibu kota Bahrain, seperti yang dilansir dari AFP pada Sabtu (5/12/2020).

"Salah satu alasan kami fokus pada proses perdamaian dengan Taliban ini adalah jika kami ingin mencapai perdamaian dengan Taliban, kemampuan pasukan keamanan kami akan dapat dialihkan ke penanganan kelompok teroris seperti ISIS," ungkapnya.

Baca juga: UPDATE: 30 Personel Tewas dalam Bom Bunuh Diri di Pangkalan Militer Afghanistan

"Sehingga, kami dapat menahan serangan ISIS lebih mudah," tambahnya.

Pembicaraan Doha telah mencapai kemajuan dalam beberapa hari terakhir, menetapkan kode etik yang akan memungkinkan proses untuk bergerak ke tahap berikutnya dalam menetapkan agenda negosiasi.

"Ini merupakan konflik yang panjang, empat dekade, untuk mengakhiri konflik itu, tentu saja ada banyak keluhan yang perlu ditangani," kata Mohib.

"Semua orang lelah. Tuntutan rakyat Afghanistan adalah diakhirinya konflik ini, tetapi ada banyak perbedaan," katanya.

"Tapi, saya pikir dengan semangat yang baik, kami akan bisa mencapai perdamaian," ucapnya.

Baca juga: Buntut Penyelidikan Pembunuhan di Afghanistan, 13 Tentara Australia Dipecat

Penarikan pasukan

Pihak yang bertikai telah terlibat langsung untuk pertama kalinya, menyusul kesepakatan penarikan pasukan yang ditandatangani pada Februari oleh pemberontak dan Washington.

AS setuju untuk menarik semua pasukan asing dengan imbalan jaminan keamanan dan janji Taliban untuk mengadakan pembicaraan dengan Kabul.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com