PYONGYANG, KOMPAS.com - Seorang tentara Korea Utara (Korut) tewas terkena ranjau di perbatasan, dalam upaya mencegah pembelot berdalih penanganan Covid-19.
Prajurit yang berasal dari Korps Petir itu dilaporkan terbunuh dalam ledakan yang berlangsung di Provinsi Yanggang, berbatasan dengan China.
Sumber Korea Utara kepada Daily NK mengungkapkan selain satu tentara tewas, tiga orang lainnya terluka karena ledakan ranjau.
Baca juga: Ranjau yang Dipasang untuk Cegah Pembelot Meledak, Puluhan Tentara Korut Terluka
Berdasarkan keterangan si sumber, ledakan itu terjadi ketika pasukan Korea Petir memasang peledak di perbatasan Pochon pada pertengahan Oktober.
Dinas intelijen Korea Selatan sendiri menuturkan berdasarkan informan mereka, rezim Kim Jong Un menanam peledak dengan dalih mencegah Covid-19.
Selama sekitar delapan bulan sejak virus corona mewabah, Korut berkali-kali mengeklaim bahwa mereka tidak mendapati satu kasus pun.
Meski, negara tetangga menyebut bahwa negara sekretif itu sudah mengalami pandemi, dengan adanya 32.000 kasus dan 515 korban meninggal.
Dilansir The Sun Jumat (27/11/2020), media lokal memberitakan prajurit yang terluka segera dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani perawatan.
Baca juga: Pembersihan Berkurang, Ranjau Sisa Perang Terus Memakan Korban saat Pandemi
Sumber yang enggan disebutkan identitasnya mengatakan, ranjau yang dipasang di Pochon pada pertengahan Oktober merupakan jenis fragmen kecil.
"Peledak ini terbuat dari plastik, dengan radius ledakan bisa mencapai tiga meter," ujar si sumber kepada harian Korea Selatan itu.
Dia mengatakan, ranjau itu ditanam dengan dalih langkah karantina mencegah virus corona, di mana tujuan sebenarnya adalah mencegah orang kabur ke China.
Setelah mereka mengetahui kenyataan sebenarnya, warga Korea Utara dikabarkan ketakutan untuk melarikan diri dari negara penganut ideologi Juchen tersebut.
Baca juga: Kebakaran Hutan Ancam Situs Rudal, Rakyat Korut Takut Kehilangan Nyawa
Sumber itu melanjutkan, militer meyakini bahwa anggota mereka yang tewas dan terluka dikarenakan kurangnya latihan dalam memasang peledak.
Karena kecelakaan tersebut, militer menggunakan kesempatan itu untuk memberikan pelatihan ekstra soal penanaman peledak di lapangan.
Sumber itu menjelaskan, Korps Petir menangani ranjau fragmen BBM-82 yang bersifat portabel, dan berguna mencegah infiltrasi musuh.
"Kami harus wait and see apakah perbatasan Sino-Korea akan menjadi ladang ranjau dalam skala besar," jelas si sumber kembali.
Sebelumnya, puluhan tentara Korea Utara terluka dalam dua ledakan terpisah pada Oktober karena mereka menanam ranjau di perbatasan China.
Baca juga: Dua Perusahaan Di-blakclist AS karena Ekspor Tenaga Kerja Paksa Korut ke Rusia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.