Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tentara Korut Tewas Terkena Ranjau Saat Tanam Ranjau untuk Cegah Pembelot

Kompas.com - 28/11/2020, 13:03 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber The Sun

PYONGYANG, KOMPAS.com - Seorang tentara Korea Utara (Korut) tewas terkena ranjau di perbatasan, dalam upaya mencegah pembelot berdalih penanganan Covid-19.

Prajurit yang berasal dari Korps Petir itu dilaporkan terbunuh dalam ledakan yang berlangsung di Provinsi Yanggang, berbatasan dengan China.

Sumber Korea Utara kepada Daily NK mengungkapkan selain satu tentara tewas, tiga orang lainnya terluka karena ledakan ranjau.

Baca juga: Ranjau yang Dipasang untuk Cegah Pembelot Meledak, Puluhan Tentara Korut Terluka

Berdasarkan keterangan si sumber, ledakan itu terjadi ketika pasukan Korea Petir memasang peledak di perbatasan Pochon pada pertengahan Oktober.

Dinas intelijen Korea Selatan sendiri menuturkan berdasarkan informan mereka, rezim Kim Jong Un menanam peledak dengan dalih mencegah Covid-19.

Selama sekitar delapan bulan sejak virus corona mewabah, Korut berkali-kali mengeklaim bahwa mereka tidak mendapati satu kasus pun.

Meski, negara tetangga menyebut bahwa negara sekretif itu sudah mengalami pandemi, dengan adanya 32.000 kasus dan 515 korban meninggal.

Dilansir The Sun Jumat (27/11/2020), media lokal memberitakan prajurit yang terluka segera dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani perawatan.

Baca juga: Pembersihan Berkurang, Ranjau Sisa Perang Terus Memakan Korban saat Pandemi

Radius ledakan

Sumber yang enggan disebutkan identitasnya mengatakan, ranjau yang dipasang di Pochon pada pertengahan Oktober merupakan jenis fragmen kecil.

"Peledak ini terbuat dari plastik, dengan radius ledakan bisa mencapai tiga meter," ujar si sumber kepada harian Korea Selatan itu.

Dia mengatakan, ranjau itu ditanam dengan dalih langkah karantina mencegah virus corona, di mana tujuan sebenarnya adalah mencegah orang kabur ke China.

Setelah mereka mengetahui kenyataan sebenarnya, warga Korea Utara dikabarkan ketakutan untuk melarikan diri dari negara penganut ideologi Juchen tersebut.

Baca juga: Kebakaran Hutan Ancam Situs Rudal, Rakyat Korut Takut Kehilangan Nyawa

Sumber itu melanjutkan, militer meyakini bahwa anggota mereka yang tewas dan terluka dikarenakan kurangnya latihan dalam memasang peledak.

Karena kecelakaan tersebut, militer menggunakan kesempatan itu untuk memberikan pelatihan ekstra soal penanaman peledak di lapangan.

Sumber itu menjelaskan, Korps Petir menangani ranjau fragmen BBM-82 yang bersifat portabel, dan berguna mencegah infiltrasi musuh.

"Kami harus wait and see apakah perbatasan Sino-Korea akan menjadi ladang ranjau dalam skala besar," jelas si sumber kembali.

Sebelumnya, puluhan tentara Korea Utara terluka dalam dua ledakan terpisah pada Oktober karena mereka menanam ranjau di perbatasan China.

Baca juga: Dua Perusahaan Di-blakclist AS karena Ekspor Tenaga Kerja Paksa Korut ke Rusia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Global
Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Global
5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

Global
Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Global
Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Internasional
[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

Global
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Global
Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com