Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beri Peringatan ke Iran, Trump Kirim Pesawat Pengebom B-52

Kompas.com - 25/11/2020, 14:45 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber The Sun

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump dilaporkan mengirim pesawat pengebom B-52 ke Timur Tengah sebagai bentuk peringatan untuk Iran.

Kabar itu muncul setelah sang presiden sebelumnya sempat mempunyai rencana menyerang situs nuklir negara itu, yang ditentang karena bisa menyebabkan perang besar.

Saat itu, dikabarkan bahwa presiden berusia 74 tahun itu berencana menghancurkan fasilitas nuklir sebelum dirinya digantikan Joe Biden.

Baca juga: Rusia Kerahkan 8 Jet Tempur untuk Hadapi 3 Pesawat Pembom B-52 AS

Hubungan AS dan Iran memburuk semenjak Trump menjadi presiden pada Januari 2017, di mana dia menjatuhkan serangkaian sanksi ke Teheran.

Komando Sentral AS menyatakan, keberadaan pesawat pengebom B-52 itu untuk menjamin sekutu maupun mitra Washington serta mengancam musuh.

Setidaknya sudah ada tiga pesawat Stratofortress, terbesar di Angkatan Udara AS, yang terbang ke Timur Tengah, dilaporkan The Sun, Selasa (24/11/2020).

Pesawat dengan daya jelajah hingga 14.000 kilometer itu dilaporkan terbang dari pangkalannnya di North Dakota dengan tujuan Qatar.

B-52 Stratofortress yang bisa membawa bom nuklir itu terbang dengan dikawal oleh jet tempur F-15 dan pesawat tanker udara KC-10 maupun KC-135.

Letnan Jenderal Greg Guillot, Komandan AU Ke-9 mengatakan, satuan mereka punya kemampuan bergerak cepat ke seluruh medan untuk merebut daerah maupun mengeksplorasi potensi serangan.

Baca juga: Rusia Tuduh Pilot Jet Tempur F-16 Korsel Bermanuver Tak Profesional terhadap Pesawat Pembom

Jenderal Guillot menerangkan, misi ini tak saja membantu kru B-52 dalam memahami medan udara di kawasan sasaran, dan melakukan fungsi kontrol dan komando selama di sana.

"Mereka juga berintegrasi dengan aset baik milik AS maupun sekutu di teater, sehingga meningkatkan kesiapan pasukan gabungan," paparnya.

Washington menyiratkan bahwa keberadaan benteng udara mereka tergantung seberapa genting situasi yang terjadi di Timur Tengah.

Sebelumnya, Pentagon pernah mengirimkan pesawat yang bisa membawa 30 ton bom itu setelah membunuh komandan top Iran, Qasem Soleimani, pada Januari.

Baca juga: Jepang Kirim Jet Tempur Kawal Pesawat Pengebom Rusia yang Masuk Wilayahnya

Kemudian di Mei 2019, mereka juga memberangkatkan pesawat itu setelah Teheran mengeklaim menembak jatuh drone AS, karena berada di wilayah udara mereka.

Relasi dua negara mulai memburuk setelah Trump secara sepihak mengeluarkan "Negeri Uncle Sam" dari perjanjian nuklir 2015, di 2018.

Saat itu, Trump berdalih kesepakatan era Barack Obama tersebut tidak mencakup aktivitas Iran di Timur Tengah, seperti mendanai Houthi di Yaman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com