Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deretan Kasus Menunggu Trump Setelah Tak Lagi Jadi Presiden AS, Salah Satunya Uang Tutup Mulut untuk Bintang Porno

Kompas.com - 17/11/2020, 14:45 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Sebagai Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mempunyai privilese atau hak istimewa, antara lain perlindungan dari gugatan hukum—baik perdata maupun pidana.

Hak istimewa ini tidak lama lagi akan dicabut menyusul kekalahannya dalam pemilihan presiden 2020.

Begitu privilese dicabut, Trump akan menjadi warga negara biasa.

Baca juga: Bintang Porno yang Mengaku Selingkuh dengan Trump Menang Gugatan Rp 6 Miliar

"Begitu ia meninggalkan Gedung Putih, atmosfernya akan langsung berubah," ujar Daniel R Alonso, mantan jaksa federal dan jaksa di negara bagian New York, kepada BBC.

"Tak ada lagi kekuasaan yang bisa membuatnya terlindungi dari investigasi hukum," kata Alonso.

Hal yang paling mengkhawatirkan bagi Trump dan perusahaan real estatnya, Trump Organization, adalah penyelidikan pidana yang dilakukan aparat penegak hukum di New York.

Di luar itu, ada kasus-kasus lain yang menunggu, dan mungkin akan dilanjutkan setelah Trump tak lagi menjabat sebagai presiden, termasuk kasus dugaan penipuan dan pelecehan seksual.

1. Kasus "uang tutup mulut" untuk bintang film porno

Model majalah dewasa Playboy, Karen McDougal, dan bintang film porno, Stormy Daniels, mengeklaim menerima uang sebagai pembayaran agar mereka tak membongkar hubungan seksual mereka dengan Trump, menjelang pemungutan suara pilpres 2016.

Baca juga: Ada Bukti Percakapan Trump tentang Uang Tutup Mulut Model Playboy

Kasus ini dikenal dengan skandal "uang tutup mulut".

Ketika McDougal dan Daniels mengungkap keberadaan "uang tutup mulut" pada 2018, aparat penegak hukum menggelar investigasi pidana.

Fokus penyelidikan adalah Michael Cohen, pengacara pribadi Trump.

Saat diselidiki, Cohen mengaku mengatur pembayaran ke McDougal dan Daniels.

Oleh pengadilan, pembayaran kepada dua perempuan ini ditetapkan sebagai pelanggaran pendanaan kampanye dan Cohen dijatuhi hukuman penjara tiga tahun pada 2018.

Di luar penyelidikan terhadap Cohen, masih ada kasus yang ditangani oleh aparat hukum di New York.

Jaksa di Manhattan, Cyrus Vance, tengah menyelidiki apakah Trump Organization memalsukan dokumen perusahaan yang terkait dengan pembayaran kepada McDougal dan Daniels.

Baca juga: Aktris Porno Beberkan Detail Pertemuan Pertamanya dengan Donald Trump

Di New York, memalsukan dokumen perusahaan adalah tindak pidana dengan hukuman maksimal satu tahun penjara.

Persoalannya adalah, di New York kejahatan ringan seperti memalsukan dokumen perusahaan punya batas waktu, yaitu dua tahun, sedangkan pembayaran untuk McDougal dan Daniels dilakukan lebih dari dua tahun lalu.

Mantan jaksa federal Daniel Alonso mengatakan, mungkin jaksa di Manhattan tak bisa mengajukan Trump ke pengadilan terkait kasus ini.

Namun, bukan berarti kasusnya tertutup sama sekali.

Di New York, memalsukan dokumen perusahaan bisa diajukan ke pengadilan jika tindakan tersebut dilakukan untuk menyembunyikan tindak pidana yang lebih serius, misalnya penggelapan pajak.

Jangka waktu penyelidikan untuk kejahatan yang lebih serius ini lebih lama dan hukuman yang dijatuhkan juga lebih berat.

Baca juga: Pengacara Trump Akui Bayar Rp 1 Miliar ke Aktris Porno

Karen McDougal, mantan model Playboy yang mengaku telah berselingkuh dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.AFP/GETTY IMAGES NORTH AMERICA/Dimitrios Kambouris Karen McDougal, mantan model Playboy yang mengaku telah berselingkuh dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com