Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Orang India Kebal Corona karena Terbiasa Hidup Tak Bersih?

Kompas.com - 16/11/2020, 10:12 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Makalah lain yang diterbitkan oleh Organisasi Alergi Dunia dan dikutip oleh Richtell mengatakan, studi migrasi menunjukkan bahwa jenis alergi dan kondisi autoimun "meningkat ketika orang berpindah dari negara yang lebih miskin ke negara yang lebih kaya".

Smita Iyer ahli imunologi di University of California, Davis, percaya bahwa "hipotesis kebersihan" dalam Covid-19 "benar-benar bertentangan dengan pemahaman kita tentang respons kekebalan anti-virus".

Baca juga: Menlu: 36 Jamaah Tabligh Dipulangkan dari India

"Namun, dengan menyadari bahwa sistem kekebalan kita dapat menghadapi banyak musuh yang tangguh dalam suksesi yang relatif cepat atau bahkan sekaligus, kita dapat mengkonstruksikan model respons imun terhadap patogen yang sebelumnya pernah menyerang atau yang tengah menyerang dengan kekebalan terhadap penyakit saat ini," kata Dr Iyer.

Para ilmuwan mengatakan, karena korelasi tidak menyiratkan sebab-akibat, penelitian semacam itu harus dianggap sebagai observasi.

Juga seperti yang dikatakan Dr Mande, "Ini tidak boleh disimpulkan sebagai advokasi kami terhadap praktik kebersihan yang lebih longgar untuk menangani pandemi di masa depan".

Krutika Kuppalli asisten profesor penyakit menular di Medical University of South Carolina mengatakan, penelitian baru tersebut memperhitungkan berbagai asumsi yang belum terbukti secara ilmiah.

"Ini lebih merupakan hipotesis daripada fakta ilmiah," katanya.

Baca juga: Tak Bisa Eja Kata Polisi, Pembunuh Bocah 8 Tahun di India Tertangkap

Selain itu, ahli epidemiologi telah mengaitkan tingkat kematian yang rendah di negara-negara seperti India dengan populasi usia muda, mengingat orang tua biasanya lebih rentan.

Tidak jelas apakah faktor lain, seperti kekebalan yang berasal dari infeksi sebelumnya dari virus corona lain, juga berpengaruh.

Jelasnya, tingkat kematian yang rendah mungkin disebabkan berbagai alasan.

"Masih banyak yang harus kami pelajari tentang virus ini karena kami baru 10 bulan memasuki pandemi," kata Prof Kuppalli.

Faktanya adalah banyak yang tidak kita ketahui.

Baca juga: Saat Warga Desa Leluhur Kamala Harris di India Rayakan Kemenangan Pilpres AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com