Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Palestina Desak PBB Bahas Perdamaian di Timur Tengah

Kompas.com - 29/10/2020, 23:36 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Editor

RAMALLAH, KOMPAS.com - Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada Rabu (28/10/2020) meminta Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk menyelenggarakan konferensi internasional untuk membahas perdamaian di Timur Tengah

Menurut kantor berita, WAFA, Abbas mengirimkan surat kepada Guterres, memintanya untuk berkoordinasi dengan Kuartet Timur Tengah dan Dewan Keamanan (DK) PBB untuk mengadakan konferensi tersebut.

Melansir Xinhua News pada Kamis (29/10/2020), surat tersebut meminta mayoritas negara adidaya di dewan tersebut "agar pada awal tahun depan mulai menyiapkan konferensi internasional untuk perdamaian di Timur Tengah."

Baca juga: Hendak Kabur, Remaja Palestina Tewas Dipukuli Tentara Israel

Abbas mengatakan bahwa konferensi tersebut akan membantu membuka jalan untuk terlibat dalam proses perdamaian yang serius berdasarkan hukum internasional, resolusi PBB, dan referensi yang relevan, kata WAFA.

Dalam surat itu, Abbas mengatakan bahwa konferensi itu "harus mengakhiri okupasi (Israel) serta membantu rakyat Palestina mencapai kebebasan dan kemerdekaan mereka."

Baca juga: Israel Sambut Era Baru Normalisasi dengan Sudan, Palestina Merasa Ditikam Lagi

Pada Senin (26/10/2020), Dewan Keamanan PBB mengadakan diskusi terbuka virtual untuk membahas perkembangan terkini di Timur Tengah dan seruan Abbas mengenai penyelenggaraan konferensi perdamaian internasional dengan Israel.

Gambaran kondisi Timur Tengah saat ini, seperti yang diberitakan Kompas.com sebelumnya, bahwa baru-baru ini pendekatan Israel dengan beberapa negara tetangga Arabnya mencerminkan pergeseran prioritas regional.

Baca juga: Kerja Sama Formal Israel-UEA Disebut Bersejarah, Palestina: Memalukan

Palestina mengatakan negara-negara Arab telah mengesampingkan tujuan perdamaian, yaitu tentang tuntutan lama untuk Israel menyerahkan tanah kepada negara Palestina sebelum dapat menerima pengakuan.

Israel menyambut era baru dalam hubungannya dengan dunia Arab pada Jumat (23/10/2020), setelah pengumuman normalisasi hubungan dengan Sudan, sebuah perjanjian yang digambarkan Palestina sebagai "tikaman baru di belakang".

Baca juga: Israel Perluas Kedudukan di Tepi Barat, Sebulan Setelah Perjanjian Damai dengan Palestina.

Pengumuman normalisasi hubungan Israel-Sudan terjadi tidak lama setelah Israel mengatakan pada Rabu (14/10/2020) bahwa 2.166 rumah baru akan didirikan di permukiman di seluruh Tepi Barat yang didudukinya.

Itu angka resmi yang menunjukkan akhir dari jeda 8 bulan dalam perluasan permukiman di wilayah yang disengketakan dengan Palestina.

Palestina semakin tertekan untuk mencapai visi kedaulatan negaranya terhadap Israel, dengan adanya normalisasi hubungan Israel dan negara-negara Timur Tengah yang di tengahi AS di bawah kepemimpinan Donald Trump.

Baca juga: Gejala Positif Corona Makin Parah, Sekjen Palestina Dibawa ke Israel

Sehingga, pada satu titik Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh mengatakan, jika Donald Trump mendapatkan kemenangan lagi dalam pemilihan presiden AS mendatang, maka akan menjadi bencana bagi rakyatnya dan dunia pada umumnya.

"Jika kita akan hidup 4 tahun lagi dengan Presiden Trump, Tuhan tolong kami, Tuhan membantu Anda dan Tuhan membantu seluruh dunia," kata Shtayyeh seperti yang dilansir dari Al Jazeera pada Selasa (13/10/2020).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com