Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[Cerita Dunia] PBB Didirikan, Awalnya untuk Melawan Jerman dan Jepang

Kompas.com - 24/10/2020, 14:38 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Perang Dunia II telah berakhir pada 1945, ditandai dengan menyerahnya Jerman dan Jepang secara berturut-turut. Organisasi internasional sebelumnya, Liga Bangsa-bangsa (LBB) dinilai gagal melindungi perdamaian dunia karena Perang Dunia II pecah pada 1939 dan berakhir beberapa tahun kemudian.

Terlepas dari masalah yang dihadapi oleh LBB dalam menengahi konflik dan memastikan perdamaian serta keamanan internasional sebelum Perang Dunia II, pihak sekutu setuju untuk membentuk organisasi global baru untuk membantu mengelola urusan internasional.

Persetujuan tersebut tertuang dalam sebuah perjanjian bernama Piagam Atlantik pada Agustus 1941 yang dikeluarkan oleh Perdana Menteri Inggris Winston Churchill dan Presiden AS Franklin D Roosevelt.

Setelah itu, nama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) diperkenalkan dan digunakan untuk menunjukkan negara-negara yang bersekutu melawan Jerman, Italia, dan Jepang sebagaimana dilansir dari Britannica.

Pada 1 Januari 1942, 26 negara menandatangani Deklarasi PBB yang menetapkan tujuan perang dari kekuatan blok sekutu. AS, Inggris, dan Uni Soviet memimpin dalam merancang organisasi baru dan menentukan struktur pengambilan keputusan serta fungsinya.

Baca juga: [Cerita Dunia] Ketika Concorde Mengucap Sampai Jumpa pada Angkasa

Awalnya, neketiga negara tersebut dan pemimpinnya (Roosevelt, Churchill, dan Pemimpin Uni Soviet Joseph Stalin) dihalangi oleh sejumlah ketidaksepakatan. Uni Soviet menuntut keanggotaan individu dan hak suara untuk republik konstituennya.

Sementara Inggris menginginkan jaminan bahwa koloninya tidak akan ditempatkan di bawah kendali PBB. Ada juga ketidaksepakatan tentang sistem pemungutan suara yang akan diadopsi di Dewan Keamanan.

Langkah besar pertama menuju pembentukan PBB dilakukan pada 21 Agustus hingga 7 Oktober 1944, dalam Konferensi Dumbarton Oaks di AS. Pertemuan tersebut dihadiri oleh para ahli diplomatik dari AS, Uni Soviet, Inggris, dan China.

Meskipun keempat negara sepakat tentang tujuan umum, struktur, dan fungsi organisasi, konferensi berakhir di tengah ketidaksepakatan yang terus berlanjut mengenai keanggotaan dan pemungutan suara.

Dalam Konferensi Yalta, pertemuan antara tiga negara besar di Krimea pada Februari 1945, Roosevelt, Churchill, dan Stalin meletakkan dasar untuk ketentuan piagam yang membatasi kewenangan Dewan Keamanan.

Baca juga: [Cerita Dunia] Setahun Kematian Abu Bakar Al Baghdadi, Bagaimana Nasib ISIS?

Selain itu, mereka mencapai kesepakatan tentatif tentang jumlah Republik Uni Soviet yang akan diberikan keanggotaan independen di PBB. Akhirnya, ketiga pemimpin tersebut sepakat bahwa organisasi baru tersebut akan memasukkan sistem perwalian untuk menggantikan sistem mandat LBB.

Proposal dari Dumbarton Oaks, dengan modifikasi dari Konferensi Yalta, menjadi dasar negosiasi dalam United Nations Conference on International Organization (UNCIO) yang diadakan di San Francisco, AS, pada 25 April 1945. Pertemuan tersebut menghasilkan Piagam akhir PBB.

Konferensi di San Francisco tersebut dihadiri oleh perwakilan dari 50 negara dari seluruh dunia dengan rincian 9 negara dari Eropa, 21 negara dari Amerika, 7 negara dari Timur Tengah, 2 negara dari Asia Timur, 3 negara dari Afrika, masing-masing 1 negara dari Uni Soviet yakni Republik Sosialis Soviet Ukraina, Republik Sosialis Soviet Belarus, dan Uni Soviet sendiri, 5 negar Persemakmuran Inggris.

Polandia, yang tidak hadir pada konferensi tersebut, diizinkan menjadi anggota asli PBB. Hak veto Dewan Keamanan PBB (milik anggota tetap) telah ditetapkan, meskipun setiap anggota Majelis Umum dapat mengangkat masalah untuk dibahas.

Masalah politik lainnya yang diselesaikan dengan kompromi adalah peran organisasi dalam mempromosikan kesejahteraan ekonomi dan sosial, status wilayah kolonial dan distribusi perwalian, status pengaturan regional dan pertahanan, serta dominasi kekuatan besar melawan kesetaraan negara.

Baca juga: [Cerita Dunia] 9 Tahun 9 Bulan 15 Hari Hachiko yang Setia Menunggu sampai Sisa Hidupnya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Anak Mahathir Bantah Diselidiki terkait Korupsi di Malaysia

Anak Mahathir Bantah Diselidiki terkait Korupsi di Malaysia

Global
Dramatis, Pilot Melamar Pramugari dalam Penerbangan Polandia

Dramatis, Pilot Melamar Pramugari dalam Penerbangan Polandia

Global
Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Global
Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Global
Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Global
 Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Global
Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Global
Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Global
Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Global
[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit 'Otak Cinta'

[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit "Otak Cinta"

Global
Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Global
Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Global
Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com