Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Percaya Covid-19 dan Gelar Pesta, Pria Ini Sedih 2 Keluarganya Meninggal

Kompas.com - 18/10/2020, 17:02 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

AUSTIN, KOMPAS.com - Seorang pria di Texas, Amerika Serikat, yang tak percaya Covid-19 mengaku merasa sedih dan bersalah setelah dua keluarganya meninggal karena wabah itu.

Tony Green, yang awalnya menyebut penyakit itu sebagai "hoaks yang diungkapkan media", mengundang orangtuanya dan orangtua pacarnya di pesta pada 13 Juni di Dallas.

Beberapa hari setelah pesta, Green dan lima anggota keluarga lainnya positif virus corona, yang menular ke delapan orang lainnya.

Baca juga: 14 Orang di Keluarga Ini Terpapar Covid-19 Selepas Reuni, 1 Meninggal

Pria berusia 43 tahun itu dilarikan ke rumah sakit dan menghabiskan tiga hari menjalani perawatan sebelum dia dinyatakan sembuh.

Namun, nasib berbeda dialami oleh ayah dan nenek kekasihnya, di mana mereka meninggal setelah terinfeksi virus bernama resmi SARS-Cov-2 itu.

"Saya tidak tahu siapa yang sudah membawa virus ke keluarga ini," kata Green kepada The Washington Post. "Tetapi enam dari kami terpapar, dan kemudian menyebar," tambahnya.

Dia mengungkapkan Covid-19 itu seperti menular dari satu keluarga ke keluarga lain, di mana mereka mendapatkan galur (strain) berbeda.

Green menuturkan ketika dia positif virus corona, dokter menyatakan kondisinya parah dan "beberapa menit saja dari terserang stroke".

Dia dirawat bersama dengan ayah kekasihnya, Rafael Ceja, dan ibu Ceja di mana mereka wafat pada 1 Juli setelah menderita pneumonia.

Baca juga: Tak Percaya Virus Corona, Influencer Fitness Meninggal karena Covid-19

Terkait dengan calon ayah mertuanya itu, Green menceritakan bagaimana Ceja harus mendapatkan bantuan pernapasan selama 6-7 pekan.

"Seperti dunia menelannya. Bahkan kami hanya mendatangkan 10 orang saat pemakamannya, dan saya tak sempat membuat daftarnya," kata dia.

Dilansir Daily Mirror Rabu (14/10/2020), Green mengatakan lebih banyak anggota keluarga terpapar Covid-19 di pemakaman nenek si pacar.

Green menuturkan, dia memilih Presiden Donald Trump dalam Pilpres AS 2016, dan meremehkan berbahayanya virus corona ini.

Dia selalu mengejek orang yang mengenakan masker, dan menyebut Covid-19 sebagai "scamdemic" yang diumbar oleh media massa.

Baca juga: Tak Percaya Positif Covid-19, 2 Warga Brebes Memaksa Pulang hingga Akhirnya Meninggal

"Saya tahu saya sudah dipermalukan oleh virus ini. Saya kira ini hanyalah propaganda yang digembar-gemborkan media," paparnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com