Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baru 5 Menit Gencatan Senjata Sudah Baku Tembak Lagi, Azerbaijan-Armenia Saling Tuduh

Kompas.com - 10/10/2020, 18:16 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

STEPANAKERT, KOMPAS.com - Armenia dan Azerbaijan saling tuduh soal serangan pada Sabtu (10/10/2020), yang melanggar kesepakatan gencatan senjata untuk mengakhiri perang di Nagorno-Karabakh yang telah berlangsung dua minggu.

Kedua pihak sepakat melakukan gencatan senjata mulai Sabtu pukul 12.00 siang waktu setempat, setelah berunding 11 jam di Moskwa.

Akan tetapi baru beberapa menit setelah gencatan senjata, jual-beli serangan kembali terjadi di wilayah Nagorno-Karabakh yang penuh sengketa.

Baca juga: Usai Berunding 11 Jam, Azerbaijan-Armenia Sepakat Gencatan Senjata

Juru Bicara Kementerian Pertahanan Armenia Shushan Stepanyan mengatakan, "mengabaikan gencatan senjata yang diumumkan sebelumnya", pasukan Azerbaijan melancarkan serangan di garis depan pukul 12.05 waktu setempat.

Sementara itu Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengatakan, pasukan Armenia juga melakukan serangan di garis depan dan menembaki dua daerah berpenduduk.

"Armenia terang-terangan melanggar gencatan senjata," kata kementerian itu dalam pernyataan yang dikutip kantor berita AFP.

Baca juga: Perang Armenia-Azerbaijan Sulit Berakhir, Perbedaan Pandangan Sejarah Jadi Pemicunya

Kedua pihak juga saling tuduh melakukan serangan sebelum batas waktu gencatan senjata.

Ombudsman Karabakh Artak Beglaryan mengatakan, rudal-rudal ditembakkan ke Stepanakert ibu kota Nagorno-Karabakh, sedangkan Azerbaijan menyebut setidaknya lima distrik berpenduduk diberondong tembakan hebat.

Ledakan di kejauhan

Jurnalis AFP di Stepanakert melaporkan, dia mendengar suara ledakan di kota itu sebelum gencatan senjata berlaku, tapi siang itu situasinya lebih tenang dengan ledakannya terdengar di kejauhan.

Sejumlah warga keluar rumah setelah berhari-hari berlindung dari penembakan, hujan roket, dan serangan drone.

Gencatan senjata diumumkan setelah pembicaraan antara diplomat tinggi kedua negara yang dimediasi Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov.

Baca juga: Serangan Pesawat Nirawak Azerbaijan Jadi Tanda Pertempuran Tahap Baru Setelah 30 Tahun

Sabtu dini hari ia mengumumkan, gencatan senjata telah disepakati "atas dasar kemanusiaan" dan akan memungkinkan pertukaran tahanan serta jenazah.

Dia juga menerangkan, Armenia dan Azerbaijan menyetujui "negosiasi substantif" untuk menyelesaikan sengketa Karabakh, sedangkan Perancis, Rusia, dan Amerika Serikat tetap menjadi mediator.

Deklarasi kemerdekaan Nagorno-Karabakh belum diakui negara mana pun termasuk Armenia, dan masyarakat internasional menganggapnya bagian dari Azerbaijan.

Baca juga: Azerbaijan-Armenia Akan Berunding di Moskwa, Bicarakan Gencatan Senjata

Pertempuran terbaru ini memicu kekhawatiran akan perang besar-besaran yang melibatkan Turki karena mendukung Azerbaijan, dan Rusia yang memiliki perjanjian militer dengan Armenia.

Stepanakert kini dipenuhi dengan puing-puing bangunan dan persenjataan. Jurnalis AFP juga melaporlan kerusakan di desa-desa dekat garis depan Azerbaijan.

Puluhan warga sipil tewas dan Armenia mengonfirmasi lebih dari 400 kematian di pihak militernya, sedangkan Azerbaijan belum mengungkap jumlah korban tentara mereka.

Baca juga: Presiden Iran Peringatkan Perang Armenia-Azerbaijan dapat Picu Perang Regional

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kebakaran di Apartemen Hanoi, 14 Orang Tewas

Kebakaran di Apartemen Hanoi, 14 Orang Tewas

Global
Putri Remajanya Marah, Ayah Ini Berlutut Minta Maaf Tak Mampu Belikan iPhone

Putri Remajanya Marah, Ayah Ini Berlutut Minta Maaf Tak Mampu Belikan iPhone

Global
Rangkuman Hari Ke-820 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Izinkan Penyitaan Aset AS | Polandia dan Yunani Serukan UE Ciptakan Perisai Pertahanan Udara

Rangkuman Hari Ke-820 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Izinkan Penyitaan Aset AS | Polandia dan Yunani Serukan UE Ciptakan Perisai Pertahanan Udara

Global
Saat Ratusan Ribu Orang Antar Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya...

Saat Ratusan Ribu Orang Antar Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya...

Global
Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Global
Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Global
[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

Global
 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com