Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ledakan Tangki Bahan Bakar di Beirut, 4 Orang Tewas, 30 Orang Luka-luka

Kompas.com - 10/10/2020, 06:26 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

BEIRUT, KOMPAS.com - Sebuah ledakan tangki bahan bakar di ibu kota Lebanon, Jumat malam (9/10/2020) menyebabkan 4 korban tewas dan melukai 30 orang lainnya.

Melansir AFP, ledakan dari tangki bahan bakar itu menyebabkan kepanikan pada warga yang pada 2 bulan lalu juga dilanda ledakan masif di pelabuhan Beirut.

Sebuah stasiun TV Beirut mengatakan bahwa lebih dari 30 orang terluka dalam insiden tersebut, dan sumber medis menambahkan bahwa 3 anak dirawat di rumah sakit karena luka bakar.

Petugas pemadam kebakaran yang menggunakan tangga bergerak mengevakuasi orang-orang dari gedung-gedung di distrik Tariq Al Jadidah yang ramai.

"Jumlah korban meningkat menjadi empat," kata Palang Merah Lebanon di akun Twitter-nya, memperbaharui jumlah korban dari sebelumnya hanya melaporkan 2 orang tewas.

Sekretaris Jenderal Palang Merah, Georges Kettane menambahkan bahwa "yang terluka dibawa ke rumah sakit", seperti dikutip kantor berita nasional ANI.

Televisi Lebanon Al Jadeed melaporkan bahwa lebih dari 30 orang terluka saat menyiarkan  gambar api di permukiman tersebut dan suara orang-orang yang berteriak panik.

Baca juga: Studi Buktikan, Ledakan Lebanon Salah Satu yang Terparah dalam Sejarah

Trauma ledakan hebat

Letnan Brigade Pemadam Kebakaran Ali Najm mengatakan ada kebakaran dan ledakan di gudang yang berisi tangki bahan bakar - menurut keterangan Associated Press (AP) adalah tangki bahan bakar solar - namun penyebab ledakan masih belum diketahui.

Sumber keamanan mengatakan bahwa kebakaran terjadi di ruang bawah tanah di mana di sana terdapat juga bensin.

Sumber tersebut mengatakan pihak berwenang menangkap pemilik yang mengelola salah satu dari banyak layanan generator swasta yang memasok listrik kepada warga ketika sering terjadi pemadaman listrik, kata sumber itu.

Baca juga: Partai Kristen Lebanon Bentuk Kabinet Baru untuk Selesaikan Krisis Terburuk

Dalam beberapa minggu terakhir, Beirut telah mencari gudang yang mungkin melanggar hukum atau menimbulkan bahaya bagi daerah pemukiman, kata gubernur Marwan Aboud kepada Al Jadeed.

"Kami khawatir kecelakaan seperti itu bisa terjadi," kata Aboud, menambahkan sekitar 100 titik lokasi telah diidentifikasi memiliki potensi meledak.

"Kami telah memerintahkan beberapa dari mereka untuk ditutup dan meminta yang lain untuk menerapkan prosedur untuk melindungi publik," tambahnya.

Baca juga: Dubes RI Hajriyanto: Krisis Mengubah Budaya Politik di Lebanon

Layanan generator swasta berkembang biak di seluruh negeri, kadang-kadang dituduh sebagai mafia sejati yang mengambil untung dari kekurangan listrik, yang telah memaksa warga selama beberapa dekade untuk berlangganan demi mengatasi pemadaman listrik yang sering terjadi.

Ledakan hari Jumat (9/10/2020) adalah yang terbaru dari serangkaian peristiwa mengerikan di negara yang dilanda krisis ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya itu.

Insiden tersebut juga menunjukkan kurangnya layanan publik yang paling fundamental.

Baca juga: Setelah 2 Kali Gagal, Presiden Lebanon Akan Kembali Umumkan Nama Calon Perdana Menteri

Beberapa kebakaran terjadi di pelabuhan Beirut sejak ledakan dahsyat pada 4 Agustus 2020 lalu yang menewaskan sekitar 203 orang, melukai sedikitnya 6.500 orang lainnya dan menghancurkan sebagian besar ibu kota.

Ledakan itu terjadi ketika Lebanon berjuang dengan krisis keuangan terburuknya sejak perang saudara 1975-1990 dan di tengah perselisihan politik, yang diperparah oleh pandemi virus corona.

Sebagian besar opini publik menyalahkan para pemimpin dan politisi korup atas ledakan 4 Agustus 2020 itu.

Para pemimpin Lebanon dianggap tidak kompeten, tidak punya progress dalam membangun negara yang stagnan selama beberapa dekade tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Internasional
Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Global
Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Global
Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Internasional
Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Presiden Ukraina Pecat Kepala Pengawalnya atas Rencana Pembunuhan

Presiden Ukraina Pecat Kepala Pengawalnya atas Rencana Pembunuhan

Global
Blinken: AS Menentang Pengusiran Warga Palestina dari Rafah

Blinken: AS Menentang Pengusiran Warga Palestina dari Rafah

Global
[POPULER GLOBAL] Biden Menyesal Kirim Senjata ke Israel | Rangkuman Perang Rusia-Ukraina

[POPULER GLOBAL] Biden Menyesal Kirim Senjata ke Israel | Rangkuman Perang Rusia-Ukraina

Global
Perang di Gaza, Hambat Pembangunan Manusia hingga 20 Tahun

Perang di Gaza, Hambat Pembangunan Manusia hingga 20 Tahun

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com