Hampir setengah dari populasi Hispanik di AS beragama Katolik, dan mereka lebih cenderung konservatif secara sosial. Tetapi sikap Donald Trump tentang imigrasi bisa membuatnya sulit untuk didukung.
Baca juga: Dites Negatif Covid-19, Biden: Masker adalah Alat Kesehatan yang Penting
Ibunda Rose berasal dari Honduras dan skema sementara yang memungkinkannya tinggal di AS kini dalam ketidakpastian.
Ia mulai menangis ketika memberi tahu saya tentang bagaimana ketidakpastian itu telah memengaruhi keluarganya, dan mengatakan ia khawatir tentang kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi selanjutnya.
"Jika saya dapat memilih apa yang ingin saya lihat dalam diri seorang kandidat, saya sangat ingin melihatnya memberikan kesempatan kepada para imigran.
"Beri saja mereka kesempatan untuk tinggal di negara ini, untuk hidup bebas dan tidak perlu khawatir dideportasi"
Baca juga: Format Debat Capres AS Akan Diganti, Ini Tanggapan Timses Trump dan Biden
North Carolina sarat sejarah dalam hal kekristenan, dan berbagai perspektif tentang iman dan Alkitab.
Kota Charlotte terletak di bagian selatan wilayah itu dan merupakan tempat kelahiran penginjil terkenal dunia, Billy Graham. Putranya, Franklin, adalah pendukung vokal Donald Trump.
Namun Greensboro, yang terletak di bagian utara, adalah rumah pendeta evangelis kulit hitam, Dr William J Barber II.
Barber, yang merupakan seorang aktivis hak-hak sipil, mengatakan dukungan terhadap Donald Trump dari beberapa orang Kristen konservatif adalah "bidah".
Barber mengacu pada sejarah panjang aktivisme politik di Gereja kulit hitam, dengan protes-protes serta kampanye yang sering dipimpin oleh pendeta.
Ia memimpin gerakan nasional untuk keadilan sosial dan ekonomi yang disebut Kampanye Kaum Miskin.
Sebagai orang kulit hitam dari Afrika Selatan, saya melihat kesejajaran antara perjuangan orang kulit hitam di AS dan di negara saya sendiri, juga peran beberapa pemimpin gereja.
Baca juga: Biden Sebut Insya Allah Saat Tanggapi Masalah Pajak Trump dalam Debat Capres AS Pertama
Pendeta Wesley Morris terlibat dalam kampanye Kaum Miskin. Saya berbincang dengannya dalam acara protes atas kematian seorang pria kulit hitam dalam tahanan polisi Greensboro.
"Saya memandang Kekristenan di mana Yesus sebagai sosok revolusioner. Seorang Yesus yang berdiri melawan kekuasaan pada masanya," katanya.
Menurutnya, vokal menyampaikan tentang ketidakadilan adalah tugas alkitabiah.
"Saya orang kulit hitam yang menjadi gembala di Amerika Serikat, yang memiliki sejarah pertempuran panjang soal hak-hak sipil dan hak asasi manusia. Saya merenungkannya setiap minggu ketika saya berdiri untuk berkhotbah."
Pendeta Morris berharap pekerjaan dan kampanye Kaum Miskin yang ia lakukan dapat membantu mengubah North Carolina.
"Penting bagi saya bahwa negara kita berbicara dengan jelas menolak jenis-jenis kebijakan dan pengalaman yang kita miliki di bawah presiden ini."
Baca juga: Komentari Debat Capres AS, Biden: Trump Aib Nasional
Jumlah pemilih kulit hitam turun secara signifikan dalam pemilihan presiden terakhir, dari rekor tertinggi 66,6% pada 2012, menjadi 59,6 persen pada 2016.
Penurunan pemilih sebesar 7 persen itu adalah yang terbesar dalam catatan untuk orang kulit hitam Amerika, dan Pusat Penelitian Pew mengatakan penurunan itu adalah penurunan yang pertama kali terjadi dalam 20 tahun.
Gereja kulit Hitam di Amerika memiliki pengaruh dan dampak sejarah yang sangat besar.
Saya ingin tahu mengapa tampaknya ada hubungan yang terputus dalam mengajak orang-orang untuk memilih pada pemilihan presiden terakhir.
Baca juga: Momen Menarik Trump dan Biden Bersilat Lidah dalam Debat Pertama Pilpres AS 2020
Pendeta Mycal Brickhouse baru berusia 28 tahun, tetapi ia berbicara dengan kepercayaan diri dan otoritas seperti seseorang yang telah berkhotbah selama beberapa puluh tahun.
Ia mengatakan pada 2016, gereja dengan jemaat kulit hitam menyepelekan posisi gereja dalam kehidupan orang-orang, dan sekarang gereja harus bekerja untuk mendapatkan posisi itu kembali.
"Gereja kulit hitam sedang naik daun. Kami baru saja memiliki Barack Obama yang menjabat dan banyak orang yang belum pernah memilih sebelumnya memilih Barack Obama.
"Kami mampu menarik suara bagi Barack Obama dan kami tidak bisa begitu saja melakukannya bagi Hillary Clinton.
"Sekarang kita hidup di masa di mana kita melihat bahwa siapa yang Anda pilih akan menentukan hasil hidup Anda."
Yang ia maksud adalah pandemi virus corona. Krisis kesehatan semakin mengungkap ketidaksetaraan ras di Amerika Serikat; pandemi dan kehilangan pekerjaan sebagai dampak tidak langsung terjadi secara tidak proporsional dan mempengaruhi orang-orang kulit hitam dan orang latin.
Baca juga: Cek Fakta: Trump Belokkan Pernyataan Biden Soal Lockdown Seluruh AS yang akan Tampar Ekonomi