Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pilpres AS: Apakah Diperlukan Yesus untuk Memenangkannya?

"Dia mencintai kita, dan dia ingin kita bahagia satu sama lain, tidak terpecah."

Rose Ortiz, pemilih pemula berusia 19 tahun, berbicara kepada saya melalui aplikasi Zoom dari kamar tidurnya di rumah keluarganya yang terletak di Charlotte, North Carolina. Topik yang dibicarakan saat itu adalah harapannya terhadap pemilihan presiden Amerika Serikat.

Dalam hitungan pekan, AS akan memasuki proses pemilihan presiden AS—yang menurut sebagian orang pemilihan umum paling penting dalam sejarah negara itu.

Dikelilingi poster musisi, Rose bercerita kepada saya dengan tenang dan sungguh-sungguh tentang iman Kristennya dan bagaimana ia merasa hal itu memengaruhi pilihannya dalam pemilu mendatang.

Meskipun menghabiskan waktu berminggu-minggu memikirkan siapa yang akan dipilih, Rose berjuang memilih salah satu capres mengingat keduanya punya afiliasi agama yang kuat.

Ia terkesan dengan Donald Trump sebagai presiden AS pertama yang menghadiri rapat umum anti-aborsi tahunan terbesar di Amerika pada bulan Januari.

"Sebagai seorang Kristen, Tuhan ingin tidak ada aborsi."

Rose mengatakan kepada saya, "Jadi ini adalah sesuatu yang saya setujui dari pihak Trump".

Meskipun Joe Biden beragama Katolik dan Rose punya keterkaitan dengan agama tersebut, ia merasa Biden perlu berbuat lebih banyak untuk terhubung dengan kaum muda Kristen.

Sabuk Injil AS

Di banyak negara, agama dan politik tidak mudah duduk berdampingan, tetapi di Amerika berbeda.

Di beberapa negara bagian, seperti North Carolina, agama bisa sangat menentukan hasil pemilihan presiden.

Wilayah ini merupakan bagian dari 'Sabuk Injil AS', dan merupakan salah satu negara bagian kunci yang mengayun. Artinya, warga di negara bagian ini bisa memilih Trump atau Biden.

Untuk bisa terpilih kembali, Trump perlu menggaet suara warga di negara-negara bagian seperti ini. Ia menang besar di wilayah itu pada tahun 2016, mengalahkan Hilary Clinton dengan keunggulan hampir 4%.

Pemungutan suara tahun ini menunjukkan persaingan ketat. Pada saat berita ini ditulis, Biden unggul di North Carolina dengan kurang dari satu poin persentase.

Kedua calon presiden tampak jelas menempatkan agama di tengah-tengah pesan kampanye mereka.

Donald Trump ingin Amerika tahu bahwa dia adalah kandidat yang akan membela agama Kristen.

Saingannya, Joe Biden, mengatakan pemilihan ini adalah pertempuran untuk jiwa bangsa itu.

Hal itu masuk akal: lebih dari tiga perempat total pemilih beragama Kristen.

Pengaruh pemilih evangelis kulit putih pada 2016 adalah sesuatu yang banyak dibicarakan.

Exit poll menunjukkan lebih dari delapan dari 10 orang memilih Donald Trump saat itu, dan ini masih menjadi bagian penting dari basisnya.

Tetapi sebagai seorang Kristen kulit hitam, saya tahu bahwa Gereja itu beragam.

Mayoritas orang Kristen AS bukanlah evangelis kulit putih, dan suara-suara politik kiri semakin keras.

Jadi, selama beberapa bulan terakhir, saya telah berbicara dengan orang-orang yang biasanya tidak kami dengar, di Negara Bagian North Carolina yang jadi medan pertempuran .

Tahun ini, orang-orang Hispanik seperti Rose akan menjadi kelompok ras atau etnis minoritas terbesar di antara para pemilih, terrhitung lebih dari 13% pemilih yang memenuhi syarat.

Tetapi mereka juga cenderung tidak memberikan suara dibandingkan kelompok etnis lainnya.

Pusat Penelitian Pew menemukan bahwa "jumlah pemilih Hispanik yang tidak memberikan suara melebihi jumlah yang memilih di setiap pemilihan presiden sejak 1996".

Orang Kristen Hispanik sering disebut sebagai kelompok yang paling cenderung menjadi swing voters alias pemilih rasional yang pilihan politiknya bisa berubah bergantung pada ide atau gagasan tertentu. Potensi ini menempatkan mereka sebagai perhatian bagi kedua calon presiden.

Hampir setengah dari populasi Hispanik di AS beragama Katolik, dan mereka lebih cenderung konservatif secara sosial. Tetapi sikap Donald Trump tentang imigrasi bisa membuatnya sulit untuk didukung.

Ibunda Rose berasal dari Honduras dan skema sementara yang memungkinkannya tinggal di AS kini dalam ketidakpastian.

Ia mulai menangis ketika memberi tahu saya tentang bagaimana ketidakpastian itu telah memengaruhi keluarganya, dan mengatakan ia khawatir tentang kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi selanjutnya.

"Jika saya dapat memilih apa yang ingin saya lihat dalam diri seorang kandidat, saya sangat ingin melihatnya memberikan kesempatan kepada para imigran.

"Beri saja mereka kesempatan untuk tinggal di negara ini, untuk hidup bebas dan tidak perlu khawatir dideportasi"

North Carolina sarat sejarah dalam hal kekristenan, dan berbagai perspektif tentang iman dan Alkitab.

Kota Charlotte terletak di bagian selatan wilayah itu dan merupakan tempat kelahiran penginjil terkenal dunia, Billy Graham. Putranya, Franklin, adalah pendukung vokal Donald Trump.

Namun Greensboro, yang terletak di bagian utara, adalah rumah pendeta evangelis kulit hitam, Dr William J Barber II.

Barber, yang merupakan seorang aktivis hak-hak sipil, mengatakan dukungan terhadap Donald Trump dari beberapa orang Kristen konservatif adalah "bidah".

Barber mengacu pada sejarah panjang aktivisme politik di Gereja kulit hitam, dengan protes-protes serta kampanye yang sering dipimpin oleh pendeta.

Ia memimpin gerakan nasional untuk keadilan sosial dan ekonomi yang disebut Kampanye Kaum Miskin.

Sebagai orang kulit hitam dari Afrika Selatan, saya melihat kesejajaran antara perjuangan orang kulit hitam di AS dan di negara saya sendiri, juga peran beberapa pemimpin gereja.

Pendeta Wesley Morris terlibat dalam kampanye Kaum Miskin. Saya berbincang dengannya dalam acara protes atas kematian seorang pria kulit hitam dalam tahanan polisi Greensboro.

"Saya memandang Kekristenan di mana Yesus sebagai sosok revolusioner. Seorang Yesus yang berdiri melawan kekuasaan pada masanya," katanya.

Menurutnya, vokal menyampaikan tentang ketidakadilan adalah tugas alkitabiah.

"Saya orang kulit hitam yang menjadi gembala di Amerika Serikat, yang memiliki sejarah pertempuran panjang soal hak-hak sipil dan hak asasi manusia. Saya merenungkannya setiap minggu ketika saya berdiri untuk berkhotbah."

Pendeta Morris berharap pekerjaan dan kampanye Kaum Miskin yang ia lakukan dapat membantu mengubah North Carolina.

"Penting bagi saya bahwa negara kita berbicara dengan jelas menolak jenis-jenis kebijakan dan pengalaman yang kita miliki di bawah presiden ini."

Jumlah pemilih kulit hitam turun secara signifikan dalam pemilihan presiden terakhir, dari rekor tertinggi 66,6% pada 2012, menjadi 59,6 persen pada 2016.

Penurunan pemilih sebesar 7 persen itu adalah yang terbesar dalam catatan untuk orang kulit hitam Amerika, dan Pusat Penelitian Pew mengatakan penurunan itu adalah penurunan yang pertama kali terjadi dalam 20 tahun.

Gereja kulit Hitam di Amerika memiliki pengaruh dan dampak sejarah yang sangat besar.

Saya ingin tahu mengapa tampaknya ada hubungan yang terputus dalam mengajak orang-orang untuk memilih pada pemilihan presiden terakhir.

Pendeta Mycal Brickhouse baru berusia 28 tahun, tetapi ia berbicara dengan kepercayaan diri dan otoritas seperti seseorang yang telah berkhotbah selama beberapa puluh tahun.

Ia mengatakan pada 2016, gereja dengan jemaat kulit hitam menyepelekan posisi gereja dalam kehidupan orang-orang, dan sekarang gereja harus bekerja untuk mendapatkan posisi itu kembali.

"Gereja kulit hitam sedang naik daun. Kami baru saja memiliki Barack Obama yang menjabat dan banyak orang yang belum pernah memilih sebelumnya memilih Barack Obama.

"Kami mampu menarik suara bagi Barack Obama dan kami tidak bisa begitu saja melakukannya bagi Hillary Clinton.

"Sekarang kita hidup di masa di mana kita melihat bahwa siapa yang Anda pilih akan menentukan hasil hidup Anda."

Yang ia maksud adalah pandemi virus corona. Krisis kesehatan semakin mengungkap ketidaksetaraan ras di Amerika Serikat; pandemi dan kehilangan pekerjaan sebagai dampak tidak langsung terjadi secara tidak proporsional dan mempengaruhi orang-orang kulit hitam dan orang latin.

Pendeta Brickhouse memiliki layanan drive-through yang memberikan makanan gratis di gerejanya di Raleigh, ibu kota negara bagian. Pandemi telah menyebabkan permintaan meningkat 10 kali lipat.

Bersamaan dengan pemberian makanan gratis, sukarelawan Pendeta Brickhouse memberi tahu orang-orang bagaimana mereka dapat membuat suara mereka didengar di tempat pemungutan suara.

"Suara orang Kristen kulit hitam lebih bersemangat dalam siklus pemilihan ini, karena apa yang telah kita lihat bahwa kehidupan benar-benar bergantung pada hal itu.

"Saya tidak percaya bahwa Presiden Trump berpihak pada nilai-nilai Kristen," katanya kepada saya. "Saya percaya bahwa Presiden Trump memangsa iman Kristen untuk dapat terpilih kembali."

Tentu saja ada pula orang Kristen yang menyukai apa yang diperjuangkan Presiden Trump, dan Rhonda Allen adalah salah satunya.

Seorang perempuan yang hangat dan tulus, ia adalah instruktur senjata api dan percaya bahwa memiliki senjata adalah hak yang diberikan Tuhan.

"Ini adalah, menurut pendapat saya, peperangan rohani. Ini merupakan hal baik melawan kejahatan. Orang Kristen adalah pasukan tentara Tuhan di Bumi."

Rhonda mengatakan Donald Trump "telah menunjukkan dirinya sebagai teman orang Kristen" dan ia melihat "tidak ada buah seperti itu" pada Joe Biden.

Ada orang-orang yang mempertanyakan berapa banyak orang Kristen konservatif yang dapat mendukung seorang presiden yang perkataan dan tindakannya tampaknya tidak sejalan dengan perintah-perintah Alkitab.

Tapi bagi Rhonda ini mudah. Misalnya menempatkan hakim konservatif di Mahkamah Agung. Pencalonan hakim Katolik konservatif Amy Coney-Barrett baru-baru ini dipandang oleh kaum Kristiani seperti Rhonda sebagai bukti komitmen presiden kepada mereka.

Rhonda melihat kendali pengadilan tertinggi negara itu sebagai cara untuk membatalkan undang-undang saat ini tentang masalah-masalah seperti aborsi, yang ia inginkan menjadi larangan total.

Agama memengaruhi politik di AS dengan cara yang tidak terjadi di banyak negara lain.

Berkali-kali, saya diberi tahu bahwa keputusan Hilary Clinton untuk menekan keyakinan Metodisnya pada 2016 dan kurangnya jangkauan Hillary kepada orang-orang Kristen, akhirnya merugikannya.

Ini sangat kontras dengan Barack Obama, yang program penjangkauan religiusnya begitu efektif hingga pendeta evangelis berpengaruh Rick Warren memberikan doa pada pelantikannya pada 2009.

Selama beberapa tahun terakhir, minoritas dalam lanskap Kristen AS telah sangat berpengaruh.

Tetapi orang Kristen lainnya sekarang mengatur diri mereka sendiri untuk mendorong apa yang mereka harapkan. Ini akan menjadi hasil politik yang berbeda.

Saya berbicara dengan para pemilih yang ragu dan mereka mengatakan kepada saya bahwa mereka menginginkan kandidat yang berbicara tentang nilai-nilai agama mereka, dan berbicara dengan lantang tentang keyakinan agama mereka.

Beberapa orang mengatakan kepada saya bahwa ini bisa menjadi lebih penting daripada pendirian kandidat dalam masalah tertentu.

Sebagai jurnalis BBC, saya biasanya harus mengesampingkan perasaan saya sendiri saat mengerjakan berita apa pun.

Namun liputan ini menjadi sangat pribadi. Beberapa percakapan saya dengan para narasumber telah membantu membentuk dan memperkuat iman saya.

Saya tidak menyangka akan mengerjakan liputan ini hampir seluruhnya saat lockdown, dan saya tidak dapat mengantisipasi dampak isu rasial AS terhadap saya.

Beberapa hal yang diucapkan orang-orang yang saya temui benar-benar membantu saya ketika saya menemukan bahwa iman saya ditantang.

Setiap orang yang saya ajak bicara di North Carolina sangat peduli dengan negara mereka, dan khawatir tentang apa yang terjadi di Amerika.

Kesamaan yang mereka miliki: pandangan mereka berakar pada perspektif Alkitab.

Iman adalah lensa yang digunakan oleh banyak orang Kristen Amerika untuk melihat politik, jadi Yesus benar-benar bisa menjadi kunci untuk memenangkan pemilihan presiden AS ini.

Laporan jurnalis Agama Global BBC, Lebo Diseko.

https://www.kompas.com/global/read/2020/10/07/135901470/pilpres-as-apakah-diperlukan-yesus-untuk-memenangkannya

Terkini Lainnya

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Global
Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Global
Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Global
Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke